Laporkan Masalah

Transformasi Lahan Kritis menjadi Pertanian Hortikultura Bawang Merah di Dusun Nawungan

Dini Davarisnab, Doddy Aditya Iskandar, S.T., M.CP., Ph.D.; Atrida Hadianti, S.T., M.Sc., Ph.D.

2023 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Transformasi lahan di Dusun Nawungan ditinjau sebagai fenomena yang disebabkan oleh adaptasi petani, yang mana kondisi rentan akibat multi-tekanan mengharuskan petani melakukan strategi adaptasi untuk mengakomodasinya. Petani Dusun Nawungan cenderung menghadapi tekanan yang serupa dengan petani lainnya di Indonesia namun keberhasilan dalam memberdayakan lahan marginal menjadi lahan produktif masih belum umum terjadi. Penelitian terdahulu yang mengangkat topik serupa memiliki karakteristik tekanan yang berbeda dengan petani Dusun Nawungan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian menggunakan pendekatan abduksi kualitatif dengan metode studi kasus tunggal yang bertujuan untuk menemukan adanya variabel lain pada kasus Dusun Nawungan. Analisis kualitatif mencakup tiga tahapan yaitu pengkodean, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap pengkodean dilakukan dengan bantuan software Nvivo 12 sehingga menghasilkan kata kunci yang dideskripsikan lebih lanjut pada tahap penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani Dusun Nawungan menghadapi multi-tekanan yang mendorong dilakukannya strategi adaptasi. Transformasi lahan mulai bergerak pesat sejak meluasnya jangkauan jaringan jalan dan berkembangnya sistem pengairan. Hal ini menunjukkan bahwa urbanisasi mengambil peran dalam transformasi perdesaan di Dusun Nawungan. Faktor yang melatarbelakangi transformasi di Dusun Nawungan tidak terlepas dari peran pihak eksternal melalui bantuan dan program yang diimplementasikan. Kesesuaian komoditas bawang merah dengan kondisi Dusun Nawungan, kemampuan adopsi masyarakat lokal, dan terbentuknya modal sosial menjadi sebuah sinergi sehingga eksistensi bawang merah dapat terus berkembang sejalan dengan perluasan lahan pertanian. 

Land transformation in Dusun Nawungan is viewed as a phenomenon caused by farmers' adaptation, in which vulnerable conditions due to multiple stressors require farmers to carry out adaptation strategies to accommodate them. Dusun Nawungan farmers tend to face similar pressures to other farmers in Indonesia but converting marginal land into productive land is still not common. Previous studies that raised similar topics had different stressor characteristics from the farmers of Nawungan. Therefore, research was carried out using a qualitative abduction approach with a single case study method, this aims to find the existence of other variables in the Dusun Nawungan case. Qualitative analysis includes three stages: coding, data presentation, and drawing conclusions. The coding stage was carried out with the help of the Nvivo 12 software to produce keywords which were further described at the data presentation and conclusion stages.

The results of the study show that farmers in Dusun Nawungan face multiple stressors that encourage adaptation strategies. Land transformation has begun to move rapidly since the road network has expanded and the irrigation system has developed. This shows that urbanization has played a role in rural transformation in Dusun Nawungan. The factors behind the transformation in Dusun Nawungan are inseparable from the role of external parties through the assistance and programs implemented. The suitability of the shallot commodity with the conditions of Nawungan, the ability to adopt local communities, and the formation of social capital becomes a synergy so that the existence of shallots can continue to grow in line with the expansion of agricultural land.

Kata Kunci : kapasitas adaptif, lahan pertanian, multi-tekanan, transformasi lahan

  1. S1-2023-443533-abstract.pdf  
  2. S1-2023-443533-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-443533-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-443533-title.pdf