Laporkan Masalah

Reaktivitas Terhadap Tungau Debu Rumah Pada Skabies Dibandingkan Non-Skabies Di Pondok Pesantren Ali Maksum Yogyakarta

Aidha Juniar Permatasari Hartono, Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, SpKK(K).; dr. Devi Artami Susetiati, M.Sc., Sp. KK(K)

2023 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik

Latar Belakang: Penyakit skabies berkaitan dengan berbagai komplikasi baik langsung maupun tidak langsung. Post-scabietic itch merupakan fenomena dimana keluhan gatal menetap hingga beberapa bulan paska tungau tereradikasi. Hal ini berkaitan dengan antigenisitas silang antara tungau S.scabiei dengan tungau debu rumah (TDR). Tingginya angka kejadian skabies dan lingkungan yang kondusif untuk habitat TDR pada pondok pesantren dapat berdampak terhadap perjalanan penyakit skabies pada santri. Sejauh pengetahuan penulis, studi mengenai reaktivitas silang tungau S.scabiei dan TDR di Indonesia khususnya pada pondok pesantren dimana seluruh subjek memiliki karakteristik dan profil risiko yang serupa belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan: Mengetahui apakah angka reaktivitas terhadap alergen TDR pada santri dengan skabies lebih tinggi dibandingkan santri non-skabies di Pondok Pesantren Ali Maksum Yogyakarta.  Metode:  Penelitian  ini  merupakan  penelitian  observasional  analitik  dengan rancangan studi potong lintang. Pada santri dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan uji tusuk kulit pada subjek skabies dan non-skabies yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perbedaan proporsi reaktivitas terhadap TDR antara penderita skabies dan non skabies dianalisis dengan uji chi square (X2) atau dengan uji Fishers exact dengan tingkat kemaknaan p

Background: Scabies is associated with various complications. Post-scabietic itch is a phenomenon in which pruritus persist for several months after the mites have been eradicated, which is thought to be related to cross-reactivity between S.scabiei and house dust mites (HDM) which are phylogenetically related and share homologous antigenic components. The high prevalence of scabies and the suitable environment for HDM in boarding schools may impact on the course of scabies in the students. To the best of authors knowledge, study on cross-reactivity of S.scabiei mites and HDM in Indonesia, especially in Islamic boarding schools setting where all subjects have similar characteristics and risk profiles have never been done before. Objective: To investigate whether the rate of HDM reactivity is greater in scabietic rather than non-scabietic students at Ali Maksum Islamic Boarding School, Yogyakarta. Methods: This study was an analytic observational study with a cross sectional design. History taking and physical examination were carried out for the students, then skin prick test was carried out on all scabies subjects and non-scabietic subjects who met the inclusion and exclusion criteria. Differences in the proportion of reactivity towards HDM in between both groups were analyzed using the chi square test (X2) or by Fishers exact test with significance level of p

Kata Kunci : Skabies, Sarcoptes scabiei, tungau debu rumah, Dermatophagoides, uji tusuk kulit, reaktivitas silang, Scabies, Sarcoptes scabiei, house dust mites, Dermatophagoides, skin prick test, cross reactivity

  1. S2-2023-437260-abstract.pdf  
  2. S2-2023-437260-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-437260-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-437260-title.pdf