Laporkan Masalah

Gambaran Terapi dan Biaya Medis Langsung Penyakit Paru Obstruktif Kronis Rawat Inap Rumah Sakit Akademik UGM

Risma Oktaviana, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS

2023 | Skripsi | FARMASI

PPOK menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi serta merupakan penyakit kronis dan progresif. PPOK membutuhkan durasi terapi yang panjang serta biaya yang besar. Biaya medis langsung memiliki proporsi yang tinggi diantara komponen biaya lainnya pada pasien PPOK rawat inap dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terapi, rata-rata biaya obat, biaya medis langsung dan faktor yang mempengaruhi besarnya biaya medis langsung pasien PPOK yang menjalani rawat inap.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Subjek penelitian ini adalah semua pasien PPOK rawat inap pada Januari-Desember 2022 dengan atau tanpa penyakit penyerta yang memiliki rekam medis yang lengkap. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada rekam medis pasien, biaya obat serta biaya medis langsung. Analisis biaya digunakan untuk mengetahui besarnya biaya medis langsung, rata-rata biaya obat serta analisis korelasi bivariat menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis korelasi multivariat menggunakan uji korelasi regresi berganda digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya biaya medis langsung.

Subjek penelitian berjumlah 83 pasien dengan 94 episode rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan obat PPOK yang paling banyak digunakan adalah agonis ?2 (96,81%) dan kortikosteroid (97,87%). Rata-rata biaya obat pasien PPOK rawat inap di RSA UGM tahun 2022 untuk pasien JKN dengan tingkat keparahan ringan sebesar Rp535.954, tingkat keparahan sedang sebesar Rp540.802 dan tingkat keparahan berat sebesar Rp1.344.262. Total biaya medis langsung pasien PPOK rawat inap di RSA UGM tahun 2022 adalah Rp480.677.845 untuk 94 episode rawat inap. Faktor yang mempengaruhi biaya medis langsung secara signifikan adalah tingkat keparahan PPOK (p = 0,000) dan kelas perawatan (p = 0,000).

COPD causes high morbidity and mortality and also a chronic and progressive disease that requires long duration of therapy and high costs. Direct medical costs have a high proportion among other cost components in hospitalized COPD patients and are influenced by several factors. This study aims to determine the treatment overview, the average of medication cost, direct medical costs and the influencing factors of direct medical costs of hospitalized COPD patients.

This research design is an observational analytic research. The subjects of this study were all hospitalized COPD patients during January-December 2022 period with or without comorbidities who had complete medical records. Data was obtained retrospectively from medical records, medication cost and direct medical costs. The data obtained were then analyzed descriptively and statistically. Cost analysis was used to determine the amount of direct medical costs, the average of medication cost, bivariate correlation analysis using Spearman's correlation test and multivariate correlation analysis using multiple regression correlation test were used to determine the influencing factors of direct medical costs.

The subject of the study were 83 patients with 94 episodes of hospitalization. The result shown that the most widely used COPD drugs were ?2 agonist (96.81%) and corticosteroids (97.87%). The average of medication cost for JKN patients who have mild COPD is Rp535.954, moderate COPD is Rp540.802 and severe COPD is Rp1.344.262. Total direct medical cost of hospitalized COPD patients is Rp480.677.845 for 94 episodes of hospitalization. The factors that significantly correlated with direct medical costs were COPD severity (p = 0.000) and class of treatment (p = 0.000).

Kata Kunci : penyakit paru obstruktif kronis, gambaran terapi, biaya medis langsung

  1. S1-2023-441577-abstract.pdf  
  2. S1-2023-441577-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-441577-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-441577-title.pdf