Koordinasi Pemangku Kepentingan Dalam Pengendalian Banjir Jabodetabek (Studi Kasus Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ciliwung)
Septian Herpriyono, Prof. Dr. Ahmad Maryudi; Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si.
2023 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan
Implementasi lengkap pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Ciliwung untuk penanggulangan bencana banjir dilakukan
oleh pemerintah. Pihak berwenang bertanggung jawab penuh untuk menyelesaikan
masalah, terutama dalam penunjukan mitigasi bencana banjir. Peran dan tanggung
jawab otoritas terjabarkan dalam UU Nomor 24 Tahun 2007, bahwa pembagian tugas
penanggulangan bencana diserahkan kepada Pemerintah Pusat, Daerah, dan BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana), sebaliknya dalam pasal 28, 29, dan 30,
mensistematiskan penetapan fungsi dan koordinasi internasional dalam
penanggulangan bencana baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Peran
otoritas pusat terdistribusi dalam berbagai Kementerian dan Lembaga Non
Kementerian yang masing-masing memiliki pelayanan dan peran dalam mitigasi
penanggulangan bencana banjir. Stagnasi penyelesaian masalah banjir di DKI
Jakarta disebabkan lemahnya sinergitas dan koordinasi di tingkat stakeholder
untuk mengatasi banjir secara kolektif dalam pengelolaan DAS Ciliwung. Rumusan
yang akan diangkat oleh peneliti antara lain: 1) Bagaimana peta dan tupoksi
pemangku kepentingan dalam pengendalian banjir jabodetabek (studi kasus
pengelolaan DAS Ciliwung)?; 2) Mengapa koordinasi,
kolaborasi, dan sinergi pemangku kepentingan dalam pengendalian banjir
jabodetabek (studi kasus pengelolaan DAS Ciliwung) belum berjalan baik?; 3) Bagaimana
rekomendasi strategi koordinasi, kolaborasi, dan sinergi pemangku
kepentingan dalam pengendalian banjir jabodetabek (studi kasus pengelolaan DAS Ciliwung)?
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data
menggunakan secara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peran pemangku
kepentingan dalam penanggulangan bencana banjir yang dalam kesempatan ini
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta lembaga swasta,
akademisi dan masyarakat telah diatur dalam pengendalian kewenangan.
Badan/lembaga tersebut menjalankan tugas, fungsi, dan peranannya yang spesifik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Koordinasi
lintas sektoral baik pada institusi pemerintah, pihak swasta serta relawan,
memiliki skala prioritas yang tidak dapat dikesampingkan,
serta koordinasi antar instansi pemerintah penting untuk
bisa mengelola DAS Ciliwung secara lebih arif dan lestari untuk mendukung
pengendalian banjir di Jabodetabek.
Complete
implementation of Ciliwung watershed management for flood disaster management
is carried out by the government. The authorities are fully responsible for
solving problems, especially in the designation of flood disaster mitigation.
The roles and responsibilities of the authorities are spelled out in Law Number
24 of 2007, that the division of disaster management tasks is left to the
Central, Regional Governments and BNPB (National Disaster Management Agency),
on the contrary in articles 28, 29 and 30, systematizing the determination of
functions and international coordination in disaster management both
individually and collectively. The role of the central authority is distributed
in various ministries and non-ministerial institutions, each of which has
services and roles in mitigating flood disaster management. The stagnation in
solving the flood problem in DKI Jakarta is caused by the weak synergy and
coordination at the stakeholder level to deal with flooding collectively in the
management of the Ciliwung Watershed. The formulations that will be raised by
researchers include: 1) What is the map and duties of stakeholders in
Jabodetabek flood control (a case study of Ciliwung watershed management)?; 2)
Why has the coordination, collaboration, and synergy of stakeholders in
Jabodetabek flood control (a case study of Ciliwung watershed management) not
going well?; 3) What are the recommendations for coordination, collaboration
and synergy strategies for stakeholders in Jabodetabek flood control (a case
study of Ciliwung watershed management)? This research was conducted with a
qualitative approach, with data collection using observation, interviews, and
documentation. The role of stakeholders in flood disaster management which on
this occasion is carried out by the central government, regional governments,
as well as private institutions, academics and the community has been regulated
in the control of authority. The agency/institution carries out specific
duties, functions and roles in accordance with the applicable laws and
regulations. Cross-sectoral coordination between government institutions, the
private sector and volunteers, has a scale of priorities that cannot be ruled
out, as well as coordination between government agencies is important to be
able to manage the Ciliwung watershed more wisely and sustainably to support
flood control in Jabodetabek.
Kata Kunci : Koordinasi Lintas Sektor, Collaborative Governance, Manajemen Resiko