Analisis Kelemahan APIP Inspektorat dalam Mengimplementasikan Probity Audit pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
Hafidzah Septiani, Ratna Nurhayati, S.E., M.Com., Ak., CA., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Akuntansi
Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana APIP Inspektorat Kabupaten Musi
Banyuasin mengimplementasikan probity
audit pada pengadaan barang dan jasa pemerintah. Selain itu, penelitian
juga menganalisis faktor-faktor yang menjadi kelemahan APIP Inspektorat
Kabupaten Musi Banyuasin dalam mengimplementasikan probity audit pada pengadaan barang dan jasa.
Pendekatan kualitatif dengan studi kasus digunakan dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam
dengan jenis wawancara
semiterstruktur dan dokumen
yang berkaitan dengan penelitian. Partisipan terdiri atas enam orang
yaitu Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan, Ketua Tim probity
audit dan dua orang anggota probity audit, Kuasa
Pengguna Anggaran, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi probity audit yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin belum optimal karena hanya berdasarkan surat permintaan dari perangkat daerah, surat pernyataan probity audit
dan surat manajemen representasi tidak dilakukan, melaksanakan probity audit untuk
memenuhi MCP KPK, serta tidak dilakukan secara real time dan hanya dilaksanakan pada
tahap pelaksanaan kontrak. Selain itu, terdapat faktor-faktor
kelemahan APIP dalam implementasi
probity audit, yaitu pada tahap perencanaan PKPT tidak dijadikan
sebagai mandat, tidak ada kebijakan probity
audit, dan pada tahap pelaksanaan, yaitu keterbatasan waktu pelaksanaan, pemenuhan dokumen, dan kompetensi auditor.
This study aims to evaluate how the APIP
Inspectorate of Musi Banyuasin Regency implemented probity audits on government
procurement of goods and services. In addition, the study also analyzed the
factors that became the weakness of the Musi Banyuasin District Inspectorate
APIP in implementing probity audits in the procurement of goods and services.
A
qualitative approach with case studies was used in this study. The data
collection technique used was in-depth interviews with semi-structured
interviews and documents related to research. The participants consisted of six
people, namely the Assisting Inspector for Development, the Head of the probity
audit team, and two members of the probity audit, the Authorized Budget User,
and the Activity Technical Implementation Officer.
The results showed that the implementation of the probity
audit carried out by the Inspectorate of the Musi Banyuasin Regency was not
optimal. The probity audit was only based on a request letter from the regional
apparatus, a probity audit statement letter and a management representation
letter were not carried out, The Inspectorate of the Musi Banyuasin Regency
carried out a probity audit to meet the KPK's MCP, and it was not carried out
in real-time and was only carried out
at the contract implementation stage. In addition, there were factors that
weakened APIP in the implementation of probity audits, namely, at the planning
stage PKPT was not used as a mandate, there was no probity audit policy, and at
the implementation stage, namely limited time for implementation, document
fulfillment, and auditor competence.
Kata Kunci : APIP, pengadaan barang dan jasa, probity audit.