PERBEDAAN HASIL PERAWATAN GUMMY SMILE MENGGUNAKAN INJEKSI HYALURONIC ACID DAN BOTULINUM TOXIN
SISKA RAHMAWATI, drg. Sri Pramestri Lastianny, MS, Sp.Perio(K) ; drg. Kwartarini Murdiastuti, Sp.Perio(K)., Ph.D
2023 | Tesis-Spesialis | SP PERIODONSIA
Gummy smile bukanlah merupakan suatu
kelainan namun keberadaannya menjadi sesuatu yang kurang estetik untuk
dipandang, terutama yang terkait dengan senyuman yang indah. Mengingat animo masyarakat terhadap perawatan minimal
invasive dan tanpa
rasa nyeri maka dipilihlah injeksi hyaluronic acid dan botulinum toxin sebagai alternatif perawatan
tersebut untuk mengkoreksi kondisi paparan gingiva berlebih. Narrative review ini bertujuan untuk mengkaji
perbedaan hasil perawatan gummy smile menggunakan
injeksi hyaluronic acid dan botulinum toxin.
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung,
melainkan diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sumber data
sekunder yang diperoleh berupa artikel jurnal bereputasi dengan tema yang telah ditentukan. Penelusuran literatur dalam narrative
review ini menggunakan
enam database
dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu PubMed, ScienceDirect, SpringerLink,
SAGE journals, Google Scholar,
Research Gate dan menggunakan kata kunci. Pencarian juga
dilakukan secara manual pada daftar
referensi artikel yang relevan jika memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil yang diukur dalam studi ilmiah ini adalah perbedaan hasil perawatan gummy
smile menggunakan injeksi hyaluronic acid dan botulinum toxin. Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi
didapatkan sebanyak 51 artikel yang bisa dipergunakan dalam narrative review.
Dari
51 literatur yang dikumpulkan di dapatkan hasil : 6 literatur yang membahas
tentang hyaluronic acid dan 17 literatur yang menjelaskan tentang botulinum
toxin, dari hasil tersebut keduanya menjelaskan hasil penurunan EGD yang
signifikan namun botulinum toxin memiliki teknik
injeksi lebih mudah, biaya terjangkau dan mempunyai efek samping yang minimal
namun efek botox hanya bertahan hanya 3-6 bulan lebih cepat dibandingkan hasil
dari injeksi bahan pengisi hyaluronic acid yang dapat bertahan hingga 6 -10
bulan, biokompatibel, biodegradabel dan hasil langsung terlihat namun dengan
biaya yang lebih mahal dan teknik injeksi yang lebih kompleks dibandingkan
injeksi botulinum toxin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahan pengisi hyaluronic acid
dan botulinum neurotoksin tipe A
sangat aman dan efektif di bawah pengawasan dokter atau tenaga ahli
untuk tujuan terapeutik dan kosmetik namun dalam parameter
klinis periode efikasi dan onset hyaluronic acid lebih baik dibanding botulinum
toxin. Kondisi paparan gingiva berlebih yang disebabkan oleh otot bibir
yang hiperakif dapat dikoreksi secara efektif dengan metode ini.
Untuk mencapai hasil yang dapat diprediksi dan menghindari komplikasi,
pengetahuan yang tepat tentang anatomi otot wajah dan teknik yang
tepat adalah sangat penting.
Gummy smile is not an abnormality but its existence becomes something less aesthetic to look at, especially those associated with a beautiful smile. Considering the public's interest in minimally invasive and painless treatment, hyaluronic acid and botulinum toxin were chosen as alternative treatments to correct the condition of excessive gingival exposure. This narrative review aims to examine the differences in the results of gummy smile treatments using hyaluronic acid and botulinum toxin injections.
The data used in this paper is secondary data obtained not from direct observation, but obtained from the results of research that has been done by previous researchers. The secondary data sources obtained were in the form of reputable journal articles with predetermined themes. The literature search in this narrative review uses six databases with high and medium quality criteria, namely PubMed, ScienceDirect, SpringerLink, SAGE journals, Google Scholar, Research Gate and using keywords. Searches were also performed manually on the reference list of relevant articles if they met the inclusion and exclusion criteria. The result measured in this scientific study is the difference in the results of the gummy smile treatment using hyaluronic acid and botulinum toxin injections. The assessment based on the feasibility of the inclusion and exclusion criteria obtained as many as 51 articles that can be used in a narrative review.
From the 51 literatures collected, the results were: 6 literatures discussing hyaluronic acid and 16 literatures explaining botulinum toxin. Botulinum toxin has an easier injection technique, affordable cost and has minimal side effects, but the effects of botox only lasts 3-6 months faster than the result of injection of hyaluronic acid filler which can last up to 6-10 months, biocompatible, biodegradable and immediate results but at a higher cost and more complex injection technique than botulinum toxin injection. Conclusion of this study is hyaluronic acid fillers and botulinum neurotoxin type A are very safe and effective under the supervision of a doctor or professional for therapeutic and cosmetic purposes. However, hyaluronic acid is better in terms of efficacy period and onset than botulinum toxin. The condition of excessive gingival dysplasia caused by hyperactive upper lip muscles can be effectively corrected by this method. To achieve predictable results and avoid complications, proper knowledge of facial muscle anatomy and proper technique is essential.
Kata Kunci : gummy smile, botulinum toxin, hyaluronic acid