Efek Transaksi Uang Elektronik terhadap Kinerja Sektor Perbankan di Indonesia
Nandana Rizqullah Ramadhan, Sekar Utami Setiastuti, S.E., M.Sc., Ph.D.
2023 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMI
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efek transaksi uang elektronik terhadap kinerja sektor perbankan dalam jangka panjang yang diukur melalui tiga indikator, yakni kedalaman, stabilitas, dan efisiensi, serta satu indeks kinerja sektor perbankan yang dibentuk dari ketiga indikator tersebut. Metode yang digunakan adalah Autoregressive Distributed Lag (ARDL) untuk mengetahui dinamika jangka panjang antara transaksi uang elektronik dan kinerja sektor perbankan. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek negatif transaksi uang elektronik terhadap kinerja sektor perbankan dalam jangka panjang yang diukur dengan menggunakan indeks, indikator kedalaman, dan indikator stabilitas sektor perbankan pada sampel penuh dan efek negatif jika diukur dengan indikator stabilitas pada sampel tanpa Pandemi Covid-19. Akan tetapi, hasil tidak signifikan secara ekonomi karena dua faktor utama. Pertama, Peraturan Bank Indonesia yang melarang adanya perputaran dana mengendap uang elektronik sehingga kinerja bank tidak terpengaruh secara langsung melalui uang elektronik. Kedua, inovasi QRIS dan BI Fast yang membuat peta persaingan antara lembaga keuangan bank dan nonbank penerbit uang elektronik semakin merata.
This study aimed to investigate the effect of electronic money transactions on the banking sector performance in the long run as measured by three indicators, which are depth, stability, and efficiency, as well as an index of banking sector performance developed based on them. The method used is Autoregressive Distributed Lag (ARDL) to capture the long-term dynamics between electronic money transactions and banking sector performance. The results show a negative effect of electronic money transactions on the banking sector performance in the long run as measured using the index, depth indicator, and stability indicator of the banking sector in the full sample and a negative effect as measured using the stability indicator in the sample without the Covid-19 Pandemic. However, the results are not economically significant due to two main factors. First, Bank Indonesia regulations prohibit the circulation of floating funds of electronic money thus banking sector performance are not influenced directly by electronic money. Second, the innovation of QRIS and BI Fast has made the competition landscape between banks and non-bank financial institutions issuing electronic money more equal.
Kata Kunci : Uang Elektronik, Kinerja Sektor Perbankan, ARDL, Electronic Money, Banking Sector Performance