Laporkan Masalah

Penggunaan Basa Penginyongan oleh anak-anak di Kota Purwokerto

RINA HERIYANTI, Dr. Amir Ma'ruf, M.Hum

2023 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Disertasi ini menjabarkan penggunaan basa Penginyongan (bP) oleh anakanak di kota Purwokerto untuk mengungkap apakah bahasa ini benar-benar mulai ditinggalkan oleh penutur generasi mudanya. Bagaimana penguasaan anak-anak tentang sistem bunyi, leksikon dan kalimat dari bahasa milik orang-orang di wilayah Jawa Tengah bagian Barat ini dalam tuturan keseharian mereka menjadi gambaran nyata dari penggunaan sebuah bahasa yang dianggap tidak prestigius, kasar, dan bersuara keras. Analisis fonem, kata dan kalimat sebagai unsur suatu bahasa serta dokumentasi peristiwa interferensi dan alih kode merupakan pembuktian secara linguistis bahwa anak-anak tersebut menguasai bahasa ini. Sebagai representasi dari generasi muda sebagai kelompok yang dianggap meninggalkan bahasa lokalnya, Penelitian ini menjadikan anak-anak sebagai subyek penelitian ini dengan kriteria penduduk kota Purwokerto berusia 7-12 tahun dari keluarga yang berstatus sosial kelas pekerja. Sebagaimana diketahui kelas sosial ini adalah tempat inovasi linguistik dan lingkungan perkotaan sebagai pilihan berdasar studi yang ada bahwa kota merupakan pusat inovasi linguistik. Tujuan dari penelitian ini yang pertama mendeskripsikan fonem vokal dan fonem konsonan, morfem dan kalimat yang ada pada bP yang digunakan anakanak. Kedua, menjelaskan peristiwa interferensi dan alih kode yang terjadi. Interferensi meliputi baster dan campur kode sementara alih kode mencakup tag switching dan intersentential switching beserta faktor-faktor penyebabnya. Tujuan penelitian yang ketiga yaitu mengkaji faktor yang mempengaruhi penggunaan bP berupa karakteristik penutur dan relasi berbahasa orang tua kepada anak, ranah pertemanan sebagai wujud berbahasa informal dan tujuan penggunaan bP. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan menyimak penggunaan bahasa dengan teknik sadap. Dengan teknik sadap bebas libat cakap kehadiran penutur tidak disadari oleh sumber data yaitu 48 anak. Metode pendukung lainnya adalah observasi dan kuesioner. Data observasi digunakan untuk menjelaskan satuan lingual basa Penginyongan pada anak-anak. Data kuesioner digunakan untuk mengetahui latar belakang mereka. Teknik sadap menghasilkan data rekaman yang selanjutnya ditranskripsikan dengan menuliskan menjadi wujud dialog tertulis yang digunakan untuk mendeskripsikan satuan lingual, fungsi bahasa, menjabarkan peristiwa interferensi dan alih kode yang terjadi. Dari analisis yang dilakukan secara fonetis, morfologis, dan sintaksis, diperoleh hasil penelitian bahwa bP masih digunakan anak-anak dengan sejumlah fakta; pertama, penggunaan satuan bahasa basa Penginyongan oleh anak-anak meliputi 1) 31 fonem vokal dan fonem konsonan dengan keunikan pengucapan , verba, adjektiva, nomina, pronomina, adverbia, numeralia, preposisi, partikel, interjeksi, kosakata khas dan kalimat dari basa Penginyongan. Analisis interferensi dan alih kode juga mengungkap fakta lebih jauh tentang penggunaan bP oleh anakanak. Berdasar kajian linguistis dan sosiolinguistik ditemukan bahwa anak-anak menggunakan bP dengan interferensi morfologis berupa prefiks ke-, n- ng-, dan sufiks -, -n, dan an. Afiks tersebut membentuk variasi dengan kata pinjaman juga. Penanda tambahan (tag-switching) mbok, ng, tuli, b, koh, jan, tah, dan thok. Kemudian temuan variasi pengucapan yaitu dhlat, giyh, dan guwh. Sementara untuk peristiwa campur kode melibatkan partikel mbok, dn ng, tuli, koh, tek dan kata b, jan, dan tah yang dicampur dengan bahasa lain. Untuk peristiwa alih kode terbagi menjadi dua kelompok yaitu: 1) tag switching: iya ora. 2) intersentential switching dengan faktor-faktor penyebabnya yaitu topik, lokasi, peran, dan interaksi. Temuan data tersebut menunjukkan bahwa bP masih digunakan oleh penutur anak-anak dan tidak ditinggalkan penuturnya. Penggunaan tersebut dalam wujud bahasa yang mengalami sejumlah peristiwa interferensi, dan campur kode.

This study describes the use of basa Penginyongan (bP) by children from Purwokerto to prove whether this language is left by its young generation speakers. It explains how the children master Banyumas or basa Penginyongan language system and the use of its lexical terms which is owned by the people in the western part of Central Java. It becomes a real picture of language that is considered as arough, not prestigious and loud language. Analysis of the basic elements of language, vowels phonemes, consonants phonemes, morphemes, and sentences and the documentation of interference and code-switching are the linguistic proof that the children master basa Penginyongan. As a part of young generation, the children as the subjects of this research are 7-12 years-old Purwokerto citizens from working class family. It has been widely known that this social class is a place of linguistic innovation and town itself is the center of language innovation. The aims of this research are first it explains the sound systems, morphemes, and sentences used by children. The second, it describes the interference and codeswitching; and the third, it explains the factors that influence the use of bP. The method ofthis research are eavesdropping the conversation, observing, and giving questionnaire. The observation data is used to describe the language units of Banyumas dialect of the children. The questionnaire is for gathering information about language usage at home and the recording data is transcribed and intended for finding the language functions, the interference, and code switching. It can be concluded that this language is still used by the children with some supporting facts ;1)those hildren masters the lingual forms which consists of 29 vowel and consonant phonemes; word classes; verbs, adjectives, nouns, pronouns, adverbs, numeralia, prepositions, particles, interjections, and some iconic lexicons 2) Interferences and Code switching are also found; tag-switching, and pronounciation variation: dhlat, giyh, and guwh. The result of code mixing between bP and other languages, it involves particles: mbok, d ng, tuli, koh, tek and words b, jan, tah, and tek. For the code switching, it is caused by three factors; topic, location and interaction. Those data show that bP stil masters by its young speakers with some variations such as interferences and code switching.

Kata Kunci : basa Penginyongan, fungsi bahasa, interferensi, alih kode

  1. S3-2023-405406-abstract.pdf  
  2. S3-2023-405406-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-405406-tableofcontent.pdf