Politik Identitas di Indonesia Ditinjau Dari Kerangka Populisme Kiri Chantal Mouffe dan Ernesto Laclau

FAJAR ARYA BIMANTORO, Drs. Agus Wahyudi, M.Si., M.A., Ph.D.; Rachmad Hidayat, S. Fil., M.A., Ph.D.

2023 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini berangkat dari krisis representatif politik Indonesia yang berimplikasi pada munculnya hasrat dominasi politik dalam arena demokrasi. Dominasi politik mengaburkan batas politik antara kiri dan kanan, sehingga kontestasi politik memiliki sifat 'antagonistik' yang berusaha untuk meniadakan kelompok oposisi. Masyarakat tidak memiliki pilihan alternatif dalam realitas politik, karena hilangnya pilihan diskursus politik kiri dan kanan. Sebagai konsekuensi, kontestasi elektoral bergeser pada politik identitas yang diwarnai dengan isu-isu sektarian daripada pembangunan atau pengembalian tatanan demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tawaran alternatif yang layak bagi permasalahan politik identitas di Indonesia dalam kerangka populisme kiri Chantal Mouffe dan Ernesto Laclau melalui proyek demokrasi radikal. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif dan deskriptif-interpretatif untuk memberikan penjelasan sistematis dan komprehensif dalam pengungkapan permasalahan politik identitas di Indonesia. Objek material penelitian adalah politik identitas di Indonesia, dan objek formal adalah tinjauan kerangka populisme kiri Chantal Mouffe dan Ernesto Laclau. Metode deskriptif-interpretatif digunakan untuk menjelaskan objek kajian dalam konteks filosofis. Penelitian ini menggunakan empat tahapan, yaitu tahap persiapan, inventarisasi data, klasifikasi data, dan analisis hasil. Penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan: Pertama, terdapat keterkaitan antara populisme dan politik identitas berdasarkan keberakaran populisme pada ideologi utama (demokrasi liberal), bahwasannya populisme dalam demokrasi liberal memiliki sifat parasit yang mengganggu tatanan demokrasi dengan memunculkan gerakan politik identitas (xenofobia dan anti-keberagaman). Kedua, kerangka populisme kiri Chantal Mouffe dan Ernesto Laclau dalam proyek demokrasi radikal menawarkan diskursus 'rantai kesamaan' (chain of equivalence) yang dapat menjadi pilihan alternatif yang layak dari model demokrasi deliberatif dan agregatif untuk permasalahan politik identitas di Indonesia.

This research is based on the crisis of Indonesian political representation which has led to the emergence of the desire for political domination in the democratic arena. Political domination blurs the political boundaries between left and right so that political contestation has an 'antagonistic' nature that seeks to eliminate opposition groups. People do not have alternative choices in political reality, because of the loss of left and right political discourse choices. Consequently, electoral contestation has shifted to identity politics colored by sectarian issues rather than building or restoring a democratic order. This study aims to provide a viable alternative to the problem of identity politics in Indonesia within the leftist populism framework of Chantal Mouffe and Ernesto Laclau through a radical democracy project. This research uses a qualitative and descriptive interpretative research model to provide a systematic and comprehensive explanation in disclosing the problem of identity politics in Indonesia. The material object of the research is identity politics in Indonesia, and the formal object is an overview of the left populism framework of Chantal Mouffe and Ernesto Laclau. The descriptive interpretative method explains the object of study in a philosophical context. This study uses four stages, namely the preparation stage, data inventory, data classification, and results analysis. This research produces two conclusions: First, there is a link between populism and identity politics based on the growth of populism against the main ideology (liberal democracy), populism in liberal democracies has parasitic properties which then disrupt the democratic order giving rise to identity politics movements (xenophobia and anti-diversity). Second, the leftist populism framework of Chantal Mouffe and Ernesto Laclau in the radical democracy project offers a 'chain of equivalence' discourse that can be a viable alternative to the deliberative and aggregative democratic model for issues of identity politics in Indonesia.

Kata Kunci : populisme kiri, politik identitas, demokrasi radikal, rantai kesamaan, sektarian