Persaingan Partai Politik dalam Pemilihan Anggota DPRD di Jawa Timur Tahun 1957
ERIYANO WEMPY G, Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil.
2023 | Tesis | MAGISTER SEJARAHPada paruh kedua 1950-an, pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan salah satu kebutuhan yang mendesak sebagai langkah menuju otonomi daerah. Untuk itu perlu dilaksanakan melalui mekanisme yang demokratis seperti pemilihan umum (pemilu). Naiknya perolehan Partai Komunis Indonesia (PKI) di dua provinsi pertama mengejutkan Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Madjlis Sjuro Muslimin Indonesia (Masjumi). Jawa Timur yang notabene basis utama NU, menjadi “medan perang†ketiga dari partai-partai tersebut. Dengan menggunakan metode sejarah, maka penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan bagaimana persaingan empat partai besar dalam Pemilu DPRD 1957 di Jawa Timur. Data yang dipakai berasal dari arsip dan surat kabar yang terbit pada tahun 1950-an, buku, jurnal, dan disertasi. Penelitian ini termasuk ke dalam kajian sejarah politik yang ditulis menggunakan pendekatan sejarah behavioral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPRD provinsi dimenangi oleh NU, sedangkan DPRD kabupaten/kota mayoritas dimenangi PKI. PNI dan Masjumi cenderung di posisi dua terakhir tergantung daerah yang menjadi basis elektoralnya. Di samping karena adanya perubahan kinerja dari masing-masing partai politik, karakteristik masyarakat Jawa Timur ikut menentukan gaya komunikasi politik yang dijalankan. Masjumi dan NU menggunakan pendekatan keagamaan, khususnya NU sangat mengandalkan karisma kiai. Sedangkan PNI dan PKI menggunakan hiburan rakyat, di mana PKI lebih difavoritkan karena menawarkan program reformasi tanah.
On the second half of the 1950s, establishment of the Regional Parliament (DPRD) was one of immediate needs as a step towards regional autonomy. Therefore, the effort should be realized through a democratic mechanism, such as the elections (pemilu). The increase of the amount of the vote result of the Communist Party of Indonesia (PKI) at the two first provinces was shocked the National Party of Indonesia (PNI), the Nahdlatul Ulama (NU), and the Consultative Council of Indonesian Muslim (Masjumi). East Java as the main base of NU became the third “battlefield†of these parties. Applying the historical method, this research attempts to answer a question of how the rivalry of the four major parties occurred in the elections of Regional Parliament in East Java in 1957. The data used comes from archives and newspapers published in 1950s, books, journals, and dissertations. This research belongs to political history written using the behavioral history approach. The findings show that NU won the provincial parliament, while PKI dominated the regency/city parliament. PNI and Masjumi occupied the last two ranks based on the region of their electoral-bases. Despite of performance changes of each political party, the characteristics of East Java society determined the political communication styles as well. Masjumi and NU applied the religious approach, especially NU used the Islamic scholar’s (kiai) charisma. While PNI and PKI deployed folk entertainment, where PKI was favored more due to offer the land reform program.
Kata Kunci : Partai Politik, Pemilihan Umum, DPRD, Jawa Timur / Political Party, Election, Regional Parliament, East Java.