Laporkan Masalah

Pengaruh Lama Hidrolisis Insang dan Arborescent Lele Menggunakan Papain terhadap Aktivitas Antibakterinya pada Bakteri Pembentuk Histamin

FAIQAH NUR FAJRI, Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D.

2023 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar dengan minat konsumsi yang tinggi di Kota Yogyakarta. Dalam pengolahannya, insang dan arborescent menjadi salah satu hasil samping dari ikan lele yang dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi senyawa bioaktif yang terdapat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu hidrolisis yang berbeda terhadap aktivitas antibakteri hidrolisat protein insang dan arborescent lele (HPIAL) terhadap bakteri pembentuk histamin (BPH). Insang dan arborescent lele yang telah dihomogenkan dihidrolisis menggunakan papain (PAYA) konsentrasi 5% pada suhu 60 derajat celcius dan pH 7. Lama waktu hidrolisis dilakukan dengan variasi 24 jam, 48 jam, dan 72 jam dan tanpa hidrolisis sebagai kontrol. Hasil hidrolisis selanjutnya disentrifugasi pada 4000 rpm, 4 derajat celcius selama 20 menit. Supernatan kemudian dikeringkan dengan oven suhu 80 derajat celcius selama 48-60 jam sehingga didapatkan bubuk HPIAL dan disimpan pada suhu -30 derajat celcius. Pengujian HPIAL meliputi uji kadar protein terlarut dan derajat hidrolisis (DH), pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dan makrodilusi pada bakteri uji Raoultella ornithionolytica (TN1), Morganella morganii (TK7), dan Citrobacter freundii (CK1). Hasil protein terlarut dan DH yang paling optimal yaitu pada 48 jam. dengan kadar protein terlarut sebesar 8,72 mg/ml dan DH sebesar 74,26 %. Metode difusi cakram tidak menunjukan adanya zona bening yang jelas, kemudian dilakukan uji metode makrodilusi dan didapatkan aktivitas penghambatan paling tinggi berdasarkan analisis statistik pada hidrolisis selama 48 jam dengan penghambatan 55,89% pada CK1, 51,55% pada TN1 dan 56,40% pada TK7.

Catfish (Clarias sp.) is a freshwater fish commodity with high interest in consumption in the city of Yogyakarta. Gills and arborescent are one of the by-products of catfish that can be used to explore the bioactive compounds contained therein. This study is aimed to determine the effect of different hydrolysis duration on the antibacterial activity of catfish gill and arborescent protein hydrolysate (GAPH) against histamine-forming bacteria (BPH). Homogenized catfish gills and arborescent were hydrolysed using 5% papain concentration at 60 degree celcius and pH 7. The hydrolysis duration was carried out for 24 h, 48 h, and 72 h with 0 hours as a control. The results of the hydrolysis were then centrifuged at 4000 rpm, 4 degree celcius for 20 minutes. The supernatant was then dried by oven drier at 80 degree celcius for 48-60 h to obtain a hydrolysed powder form and stored at -30 degree celcius. HPIAL was tested included dissolved protein and degree of hydrolysis (DH). Antibacterial activity was carried out by using the disc diffusion and macrodilution method with Raoultella ornithionolytica (TN1), Morganella morganii (TK7), and Citrobacter freundii (CK1) as indicator bacteria. The results showed that the optimal dissolved protein and DH levels was reached at 48 hours with the value of 8.72 mg/ml and 74.26% respectively. The antibacterial activity test by disc diffusion method did not show a clear results, then the macrodilution method was tested and the highest inhibitory activity was obtained by GAPH hydrolysed for 48 h with 55.89% inhibition on CK1, 51.55% on TN1 and 56.40% on TK7.

Kata Kunci : antibakteri, bakteri pembentuk histamin, hidrolisat protein insang dan arborescent lele, papain