ZONASI PENGARUH AIR LAUT TERHADAP AIR TANAH BERDASARKAN DATA GEOKIMIA AIR TANAH DI DAERAH PESISIR KABUPATEN PASURUAN DAN SEKITARNYA

GAYUH LAKSONO JATI, Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, IPU.; Dr.Eng. Ir. Wawan Budianta, ST, M.Sc., IPM.

2023 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Pengaruh air laut terhadap air tanah di Daerah Pesisir Kabupaten Pasuruan bisa terjadi karena 2 hal yaitu dari atas permukaan dan dari bawah permukaan. Untuk dari bawah permukaan melalui fenomena intrusi air laut yang terjadi karena aktivitas pemompaan, dari atas permukaan karena adanya tambak warga yang menampung air laut di permukaan sehingga air laut dapat terinfiltrasi dan mempengaruhi air tanah. Dari faktor-faktor tersebut maka kajian pengaruh air laut terhadap air tanah di Daerah Pesisir Kabupaten Pasuruan diperlukan untuk mengetahui persebaran pengaruh air asin dan mengetahui penyebab terjadinya pencemaran air asin sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan untuk mengetahui zonasi persebaran pengaruh air laut adalah analisis 7 geoindikator pengaruh air laut dengan mempertimbangkan konsentrasi ion mayor, minor, dan konservatif yang terkandung pada 16 sampel air tanah daerah penelitian yang telah diketahui menggunakan alat IC. Geoindikator tersebut antara lain: rasio Cl/Br, grafik perbandingan Cl vs DHL, SMI, rasio Na/Cl, BEX, rasio simpson, dan pengkayaan Ca. Rasio Cl/Br merupakan geoindikator utama pada penelitian ini karena klorida dan bromida merupakan ion konservatif. Dilakukan pula evaluasi geokimia menggunakan diagram piper dengan hasil bahwa air tanah di daerah penelitian terbagi menjadi golongan kalsium bikarbonat, natrium bikarbonat, dan natrium klorida. Litologi penyusun daerah penelitian terdiri atas breksi tufaan dan endapan pasir hingga lempung. Untuk mengetahui asal air tanah digunakan diagram klaster dengan hasil terdapat pencampuran antara dua sumber yakni air tanah daerah penelitian dengan air laut. Untuk menentukan zonasi pengaruh air laut dilakukan pembobotan pada setiap geoindikator menggunakan perhitungan AHP dengan hasil terdapat 3 zona pengaruh air laut yaitu: zona terpengaruh tinggi (asin), zona terpengaruh sedang (payau), dan zona tidak terpengaruh (tawar). Pengaruh air laut ini berasal dari tataguna lahan daerah penelitian karena tambak di daerah ini memiliki luas sekitar 60 km2. Litologi pada daerah penelitian juga mempengaruhi persebaran zona pengaruh air laut.

The impact of sea water on groundwater in the Coastal Area of Pasuruan District can occur due to the intrusion of sea water because the high number of pumping activities in Pasuruan District. Another factor is the presence of local residents' aquaculture pond areas that accumulate sea water on the surface, causing the sea water to infiltrate into the aquifer and affect groundwater. From these factors, the study of the impact of sea water on groundwater in the Coastal Area of Pasuruan District is needed to determine the distribution of saltwater influence and to understand the cause of saltwater pollution so that it can be considered in future decision-making. The method used to determine the distribution of the impact of sea water is the analysis of 7 seawater geoindicators, by considering the concentration of major, minor, and conservative ions contained in 16 groundwater samples in the study area that have been determined using ion chromatography. The geoindicators include: Cl/Br ratio, Cl vs DHL comparison graph, SMI, Na/Cl ratio, BEX, Simpson ratio, and Ca enrichment. The Cl/Br ratio is the main geoindicator in this study because chloride and bromide are conservative ions. A geochemical evaluation was also performed using a Piper diagram, with the result that the groundwater in the study area is divided into three groups: calcium bicarbonate, sodium bicarbonate, and sodium chloride. The lithology of the study area consists of tuff breccia and sand-clay deposits. To determine the origin of the groundwater, a cluster diagram was used, with the result that there is a mixture of two sources, that is the groundwater in the study area and seawater. To determine the impact zone of seawater, weighting was applied to each geoindicator using AHP calculations, with the result that there are 3 zones of seawater influence: high impact zone (salt), moderate impact zone (brackish), and no impact zone (fresh). This seawater impact is caused by the land use of the study area because the aquaculture ponds in the study area have an area of approximately 60 km2. There is a relation between the seawater impact zone and the distribution of aquaculture ponds and lithology in the study area.

Kata Kunci : Cl/Br, geoindikator, zonasi, AHP, hidrogeologi