INDEKS KUALITAS TANAH PADA POLA TANAM POLIKULTUR DAN MONOKULTUR BAWANG MERAH DI PSAMMENT SAMAS, SRIGADING, BANTUL
LAILA OKTALINA W, Dr. Agr. Cahyo Wulandari, S.P., M.P.; Dr. Ir. Eko Hanudin, M.P.
2023 | Skripsi | S1 ILMU TANAHKualitas tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu tanah untuk menyediakan fungsi yang dibutuhkan manusia maupun ekosistem alami dalam waktu yang lama. Bawang merah merupakan komoditas unggulan petani karena memiliki nilai ekomoni yang tinggi bagi perekonomian Indonesia. Petani bawang merah di lahan pasir pantai Samas melakukan pola tanam yang berbeda-beda, ada yang secara polikultur (bawang merah – bawang merah atau sayuran – cabai) dan monokultur (bawang merah sepanjang tahun). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan indeks kualitas tanah pada sistem tanam polikultur dan monokultur di lahan bawang merah pasir pantai Samas dan mengetahui indikator yang berpengaruh terhadap kenaikan maupun penurunan indeks kualitas tanah pada setiap sistem tanam polikultur dan monokultur di lahan bawang merah pasir pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Indeks kualitas tanah tanah ditentukan dengan cara pemilihan indikator dengan Minimum Data Set (MDS), selanjutnya nilai pada masing-masing indikator digabungkanmenjadi satu nilai indeks tunggal, dan diberi harkat. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata indeks kualitas tanah di lahan polikultur (18.72) lebih tinggi dibanding lahan monokultur (18.53) bawang merah. Berdasarkan analisis Stepwise regretion, P-tersedia merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap kenaikan indeks kualitas tanah pada sistem polikultur dan K-tersedia merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap penurunan indeks kualitas tanah pada sistem monokultur. Hubungan positif antara indeks kualitas tanah dengan produktivitas bawang merah menunjukkan kenaikan indeks kualitas tanah diikuti dengan kenaikan produktivitas bawang merah.
Soil quality can be defined as the ability of a soil to provide functions needed by humans and natural ecosystems for a long time. Onion is a superior commodity for farmers because it has high economic value for the Indonesian economy. Onion farmers in the sandy fields of Samas beach use different cropping patterns, some are polyculture (onion - onion or other vegetables - chillis) and monoculture (onion all year round). The purpose of this study was to compare the soil quality index in polyculture and monoculture planting systems in Samas beach sand onion fields and find out the indicators that affect the increase or decrease in soil quality index in each polyculture and monoculture planting system in Samas beach sand onion fields. Srigading Village, Sanden District, Bantul Regency. The soil quality index is determined by selecting indicators using the Minimum Data Set (MDS), then the values for each indicator are combined into a single index value, and given a value. The results of this study showed that the average value of soil quality index in polyculture land (18.72) was higher than onion monoculture land (18.53). Based on the Stepwise regretion analysis, P-available is the indicator that most influences the increase in soil quality index in the polyculture system and K-available is the indicator that most influences the decrease in the soil quality index in the monoculture system. The positive relationship between the soil quality index and onion productivity indicates an increase in the soil quality index followed by an increase in onion productivity.
Kata Kunci : Kata kunci: indeks kualitas tanah, bawang merah, polikultur, monokultur, Samas