Faktor Risiko Peripheral Artery Disease Pada Populasi Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta

BA'TI PUTRI I, dr. Muhamad Taufik Ismail, Sp. JP(K); dr. Dhite Bayu Nugroho, M.Sc. Ph.D

2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang : Peripheral Artery Disease (PAD) merupakan gangguan aliran darah akibat adanya obstruksi pada arteri perifer yang menyuplai ekstremitas bawah atau atas, baik secara akut ataupun kronik. Peripheral Artery Disease termasuk dalam tiga penyakit kardiovaskuler utama yang sering terjadi secara global, setelah coronary artery disease dan stroke. Jumlah kasus PAD pada tahun 2000 � 2010, diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 200 juta kasus dengan peningkatan lebih tinggi terjadi pada Low Middle Income Countries (LMIC). Prevalensi PAD secara global diketahui sebesar 5,56%, sedangkan di Indonesia prevalensi PAD sebesar 9,7%. Faktor risiko seperti usia tua, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, dislipidemia, obesitas dan riwayat PAD keluarga berperan dalam meningkatkan terjadinya PAD. Peripheral Artery Disease dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada penderitanya, seperti klaudikasio intermiten, chronic critical limb ischemia, acute limb ischemia dan amputasi. Sebagian besar kasus PAD terjadi secara asimptomatik, sehingga kebanyakan kasus PAD kurang terdiagnosis dan menyebabkan penderitanya menerima terapi yang kurang tepat. Oleh karena itu, penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktor risiko PAD pada populasi DIY penting dilakukan untuk mengurangi kejadian PAD dengan berbagai morbiditas dan mortalitasnya. Tujuan : Mengetahui faktor risiko penyakit oklusi arteri perifer atau Peripheral Artery Disease (PAD) pada populasi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan design cross-sectional menggunakan data dari hasil pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik, pemeriksaan ABI dan Doppler ultrasonography dari pengunjung di 9 puskesmas yang ditentukan dengan multistage cluster random sampling dan penentun sampel dengan metode sampling jenuh. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor usia � 64 tahun (AOR = 2,14; 95% CI = 1,08-4,24) dan riwayat diabetes melitus (AOR=0,48; 95% CI=0,23-0,99) memiliki hasil yang signifikan terhadap PAD, sedangkan jenis kelamin (OR = 0,6; 95% CI=0,27-1,34), BMI (OR=1,08; 95% CI=0,43-2,73), hipertensi (OR=0,92; 95% CI=0,49-1,73), dislipidemia (OR=0,84; 95% CI=0,45-1,59), riwayat merokok (OR=0,65; 95% CI=0,22-1,90), riwayat PAD keluarga (OR=0,84; 95% CI=0,10-6,91), riwayat penyakit kardiovaskuler (OR=1,19; 95% CI=0,54-2,62) memiliki hasil yang tidak signifikan terhadap PAD. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa usia � 64 tahun dan diabetes melitus merupakan faktor risiko dari PAD, sedangkan faktor lain seperti jenis kelamin, BMI, hipertensi, dislipidemia, riwayat merokok, riwayat PAD keluarga dan riwayat penyakit kardiovaskuler tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan PAD.

Background: Peripheral Artery Disease (PAD) is a disturbance of blood flow due to obstruction in the peripheral arteries which results in lower or upper extremities, either acutely or chronically. Peripheral Artery Disease is included in the three main cardiovascular diseases that often occur globally, after coronary artery disease and stroke. The number of PAD cases in 2000 � 2010 is estimated to have increased to 200 million cases with a higher increase occurring in Low Middle-Income Countries (LMIC). The prevalence of PAD globally was known to be 5.56%, while in Indonesia the prevalence of PAD is 9.7%. Risk factors such as old age, gender, smoking, history of cardiovascular disease, diabetes, hypertension, dyslipidemia, obesity, and family history of PAD play a role in increasing of PAD. Peripheral Artery Disease can cause morbidity and mortality, such as intermittent claudication, chronic critical limb ischemia, acute limb ischemia and amputation. Most cases of PAD occur asymptomatically, so most cases of PAD are underdiagnosed and cause sufferers to receive inappropriate therapy. Therefore, a study aimed for knowing the risk factors for PAD in the Yogyakarta population was important to reduce the incidence of PAD with its various morbidity and mortality. Objective: To determine the risk factors for Peripheral Artery Disease (PAD) in the Special Region of Yogyakarta population. Methods: This study was an analytic observational study with a cross-sectional design using data from filling out questionnaires, physical examinations, ABI examinations and Doppler ultrasonography from visitors at 9 health care centers which were determined by multistage cluster random sampling and sample marking using total sampling method. Results : The results of this study indicate that age � 64 years (AOR = 2.14; 95% CI = 1.08-4.24) and history of diabetes mellitus (AOR = 0.48; 95% CI = 0.23-0, 99) had significant results on PAD, while gender (OR = 0.6; 95% CI = 0.27-1.34), BMI (OR = 1.08; 95% CI = 0.43-2, 73), hypertension (OR=0.92; 95% CI=0.49-1.73), dyslipidemia (OR=0.84; 95% CI=0.45-1.59), smoking history (OR= 0.65; 95% CI=0.22-1.90), family history of PAD (OR=0.84; 95% CI=0.10-6.91), history of cardiovascular disease (OR=1.19; 95% CI=0.54-2.62) has insignificant results on PAD. Conclusion: It can be concluded that age � 64 years and diabetes mellitus were risk factors for PAD, while factors such as gender, BMI, hypertension, dyslipidemia, smoking history, family history of PAD and history of cardiovascular disease didn�t have a significant relationship with PAD.

Kata Kunci : Peripheral Artery Disease, Faktor Risiko, Daerah Istimewa Yogyakarta, Morbiditas, Mortalitas.