Perbandingan Faktor Risiko Kematian Akibat Diabetes Melitus antara Perempuan dan Laki-laki di Kabupaten Sleman : Analisis Data HDSS
AISYAH NOOR, dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM, Subsp. FK(K); Dr. Drs. Abdul Wahab, MPH.
2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang : Diabetes merupakan penyakit kronis berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Pada tahun 2019 Indonesia menjadi negara urutan ketujuh dengan penderita diabetes terbanyak di dunia yaitu 10,7 juta jiwa. DI Yogyakarta menjadi provinsi ketiga dengan prevalensi tertinggi diabetes pada tahun 2018. Pada tahun 2014 diabetes menjadi penyebab kematian ketiga di Indonesia. Jenis kelamin dianggap mempengaruhi prevalensi kematian akibat diabetes melitus. Penyebab kematian tidak semuanya tercatat di layanan kesehatan sehingga perlu dilakukan verbal autopsy kepada keluarga atau orang terdekat yang mengetahui riwayat penyakit orang tersebut hingga meninggal. Tujuan : Mengetahui perbandingan risiko kematian akibat diabetes melitus pada perempuan dan laki-laki yang tinggal di Kabupaten Sleman, berdasarkan verbal autopsy HDSS Sleman tahun 2016-2021. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan rancangan studi potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Sleman yang tercatat dalam data verbal autopsy Health demographic Surveillance System (HDSS) Sleman tahun 2016-2021. Sampel penelitian adalah individu berusia 15-95 tahun yang meninggal akibat diabetes melitus. Hasil : Proporsi faktor risiko kematian akibat diabetes melitus yang ditemukan pada penelitian yaitu usia lansia (57,6%), pendidikan rendah (50,8%), riwayat hipertensi (44,1%), dan konsumsi tembakau (25,4%). Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara status pendidikan dengan kematian akibat diabetes melitus pada perempuan dan laki-laki (CI 95% = 0,059-0,918). Namun, tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistic antara faktor usia (CI 95% = 0,403-4,263), konsumsi tembakau (0,670-14,366), dan riwayat hipertensi (CI 95% = 0,168-2,107) dengan kematian akibat diabetes melitus pada perempuan dan lakilaki. Kesimpulan : Faktor risiko DM yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu lansia, pendidikan rendah, konsumsi tembakau, dan hipertensi. Pada laki-laki yang paling dominan adalah usia lansia dan perempuan adalah status pendidikan rendah. Terdapat perbedaan yang bermakna antara status pendidikan dengan kematian akibat diabetes melitus pada perempuan dan laki-laki. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara faktor usia, konsumsi tembakau, dan riwayat hipertensi dengan kematian akibat diabetes melitus pada perempuan dan laki-laki.
Background: Diabetes is a chronic disease in the form of metabolic disorders characterized by hyperglycemia. In 2019 Indonesia became the seventh country with the most diabetics in the world, namely 10.7 million people. DI Yogyakarta became the third province with the highest prevalence of diabetes in 2018. In 2014 diabetes became the third leading cause of death in Indonesia. Gender is thought to influence the prevalence of death from diabetes mellitus. The cause of death is not all recorded in health services, so it is necessary to do verbal autopsy to family or closest people who know the history of the person's illness until death. Objective: Determine the comparison of the risk of death due to diabetes mellitus in women and men living in Sleman Regency, based on the verbal autopsy of HDSS Sleman in 2016-2021. Method: This study used an observational descriptive method with a crosssectional study design. The population in this study is people in Sleman Regency recorded in the Sleman Health demographic Surveillance System (HDSS) verbal autopsy data for 2016-2021. The study sample was individuals aged 15-95 years who died from diabetes mellitus. Results: The proportion of risk factors for death from diabetes mellitus found in the study were elderly age (57.6%), low education (50.8%), history of hypertension (44.1%), and tobacco consumption (25.4%). There was a statistically significant difference between education status and diabetes mellitus mortality in women and men (95% CI = 0.059-0.918). However, there were no statistically significant differences between age (CI 95% = 0.403-4.263), tobacco consumption (0.670-14.366), and history of hypertension (CI 95% = 0.168-2.107) and death from diabetes mellitus in women and men. Conclusion: DM risk factors found in this study are elderly, low education, tobacco consumption, and hypertension. In men, the most dominant is the elderly and women are of low educational status. There were significant differences between educational status and death from diabetes mellitus in women and men. There were no significant differences between age, tobacco consumption, and history of hypertension and death from diabetes mellitus in women and men.
Kata Kunci : Kematian, faktor risiko, diabetes melitus, jenis kelamin, verbal autopsy