Hubungan Edukasi Bahaya Rokok di Kelas Dengan Dukungan Murid Terhadap Kenaikan Harga Rokok
MUHAMMAD RAGIL DZIHNU SULKHI, Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D.; dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D.; dr. Rosalia Kurniawati Harisaputra, M.P.H
2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Merokok masih menjadi permasalahan utama kesehatan di seluruh dunia dengan jumlah perokok mencapai lebih dari 1 milyar orang. Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dengan jumlah perokok sebanyak 53 juta orang. Jumlah perokok di dunia yang semakin menurun tidak diikuti oleh jumlah perokok di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pengendalian rokok yang belum diterapkan atau penerapannya tidak efektif. Pemberlakukan kebijakan harga rokok yang mahal dapat menurunkan daya beli dan prevalensi perokok. Sekolah berperan untuk melakukan edukasi bahaya rokok pada remaja dan meningkatkan dukungan terhadap kenaikan harga rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan edukasi bahaya rokok di kelas dengan dukungan murid terhadap kenaikan harga rokok. Metode: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode potong lintang. Sampel pada penelitian ini adalah 3174 responden Global Youth Tobacco Survety Indonesia tahun 2019 berusia 13-15 tahun. Pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi secara anonim. Selanjutnya data dianalisis meggunakan analisis chi square test dan regresi logistik. Hasil Penelitian: Hasil analisis edukasi bahaya rokok di kelas dengan dukungan murid terhadap kenaikan harga rokok adalah p < 0,938, artinya tidak terdapat hubungan antara edukasi bahaya rokok di kelas dengan dukungan murid terhadap kenaikan harga rokok. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan edukasi bahaya rokok di kelas dengan dukungan murid terhadap kenaikan harga rokok. Saran untuk institusi pendidikan, diharapkan dapat menyusun kurikulum program pengendalian rokok secara komprehensif di sekolah dan dilaksanakan secara berkelanjutan serta dievaluasi secara berkala.
Background: Smoking is still a major health problem worldwide with the number of smokers reaching more than 1 billion people. Indonesia is ranked third in the world with 53 million smokers. The declining number of smokers in the world is not followed by the number of smokers in Indonesia. This is caused by smoking control policies that have not been implemented or their implementation is not effective. The implementation of an expensive cigarette price policy can reduce the purchasing power and prevalence of smokers. Schools play a role in educating adolescents about the dangers of smoking and increasing support for rising cigarette prices. This study aims to determine the relationship between education on the dangers of smoking in class and student support for rising cigarette prices Methods: This research is analytic observational with cross sectional method. The sample in this study was 3174 respondents from the 2019 Global Youth Tobacco Survey Indonesia aged 13-15 years. Data collection through questionnaires filled anonymously. Furthermore, the data were analyzed using the chi square test and logistic regression analysis. Results: The results of the analysis of smoking education in class with student support for rising cigarette prices is p < 0.938, meaning that there is no relationship between education on the dangers of smoking in class and student support for rising cigarette prices. Conclusion: There is no relationship between education on the dangers of smoking in class and student support for rising cigarette prices. Suggestions for educational institutions, it is hoped that they can develop a comprehensive smoking control program in schools and carry it out on an ongoing basis and evaluate it periodically.
Kata Kunci : Edukasi rokok, Murid, Harga rokok