Kajian Inklusivitas pada Collaborative Governance dalam Sektor UMKM DIY: Studi Kasus SiBakul Jogja
KINANTHI SINARING TYAS, Dr. Nunuk Dwi Retnandari, M.Si.
2023 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIKPenelitian ini membahas tentang bagaimana inklusivitas dapat diciptakan dalam collaborative governance pengelolaan SiBakul Jogja. Melalui model inklusi kolaboratif Ansell et al (2020) sebagai pisau analisis, penelitian berhasil menemukan perwujudan inklusivitas dalam kolaborasi pengelolaan SiBakul Jogja yang dikemas melalui dua kategori. Pertama adalah faktor yang memengaruhi motivasi aktor untuk berpartisipasi atau self-inclusion. Kedua adalah faktor yang berpusat pada proses kolaborasi. Penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur dan data sekunder dalam pengambilan data. Narasumber yang dipilih merupakan perwakilan dari elemen yang berkolaborasi, yaitu dari pemerintah, non-pemerintah, dan pelaku UMKM sebagai masyarakat. Selain itu, data sekunder digunakan untuk menambahkan informasi baru dan mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa proses kolaborasi pada pengelolaan SiBakul Jogja sudah mencapai inklusivitas yang cukup baik. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan hal sebagai berikut; (1) Pada kategori pertama, faktor yang dapat memengaruhi terciptanya inklusivitas adalah kepercayaan, insentif, saling bergantung, dan tujuan kolaborasi; (2) Pada kategori kedua, faktor yang cenderung berpusat pada proses kolaborasi diwujudkan melalui adanya kepemimpinan, pembentukan hubungan, informational-work, dan inklusi strategis; (3) Melalui komparasi model inklusi kolaboratif oleh Ansell et al (2020) dengan model yang disusun berdasarkan data empiris terkait pengelolaan SiBakul Jogja, ditemukan bahwa perbedaan antara kedua model terletak pada faktor kepercayaan dengan adanya beberapa aspek yang perlu untuk dikaji terkait keterbukaan untuk keuntungan bersama dan kepemilikan bersama, serta inklusi strategis dengan hadirnya aktivasi selektif. Penelitian menemukan beberapa hal yang butuh diperbaiki dalam proses kolaborasi, penjaringan yang belum meluas, sistem pembinaan yang kurang efektif, dan pendataan yang tidak diperbarui secara berkelanjutan. Penelitian ini memberikan rekomendasi berupa simplifikasi platform SiBakul Jogja, memberi saran kepada Pemerintah Daerah DIY untuk persuasif tidak hanya kepada pelaku UMKM, namun juga masyarakat umum, menjaring organisasi non-pemerintah secara lebih luas, dan memfokuskan pembinaan dan pendampingan pelaku UMKM. Kata kunci: inklusivitas, tata kelola kolaboratif, pembangunan ekonomi lokal, UMKM, digitalisasi
This research discusses how inclusivity can be created in collaborative governance in the management of SiBakul Jogja. Through the collaborative inclusion model of Ansell et al (2020) as a tool for analysis, the research managed to find an embodiment of inclusivity in the collaborative management of SiBakul Jogja which is packaged through two categories. The first is the factor that influences the actor's motivation to participate or self-inclusion. The second is a factor centered on the collaboration process. The study used a qualitative descriptive analysis using semi-structured interviews and secondary data for data collection. The selected informants are representatives of collaborating elements, namely from the government, non-government, and MSME actors as a community. In addition, secondary data is used to add new information and support research results. The results of the study found that the collaboration process in the management of SiBakul Jogja had achieved quite good inclusivity. This statement is proven by the following; (1) In the first category, factors that can motivate the creation of inclusivity are trust, incentives, interdependence, and collaboration goals; (2) In the second category, factors that tend to focus on the collaboration process are manifested through leadership, relationship building, informational-work, and strategic inclusion; (3) Through a comparison of the collaborative inclusion model by Ansell et al (2020) with a model compiled based on empirical data related to the management of SiBakul Jogja, it was found that the difference between the two models lies in the trust factor with several aspects that need to be studied regarding openness for mutual benefit and co-ownership, as well as strategic inclusion in the presence of selective activation. The research found several things that needed to be improved in the collaboration process; networking that had not been expanded, course systems that were less effective, and data collection that was not updated on an ongoing basis. This research provides recommendations in the form of simplification of the SiBakul Jogja platform, provides advice to the Regional Government of DIY to be persuasive not only to MSME actors, but also the general public, recruits non-governmental organizations more broadly, and focuses on fostering and assisting MSME actors. Keywords: inclusiveness, collaborative governance, local economic development, MSMEs, digitalization
Kata Kunci : inklusivitas, tata kelola kolaboratif, pembangunan ekonomi lokal, UMKM, digitalisasi