Laporkan Masalah

A Critical Discourse Analysis on The Burqa Terrorism Meme's Role in Perpetuating The Relationship Between Burqas and Terrorism

NURTASYA BELLEZA I, Irham Nur Anshari, S.I.P., M.A.

2023 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Banyak orang sangat bergantung pada internet sebagai sumber berita, dan meme dengan cepat menjadi cara yang umum dan menghibur untuk menyampaikan konsensus umum masyarakat. Internet memiliki kapasitas untuk mempengaruhi individu secara mendalam, terutama pada publik di Indonesia, yang sangat terpapar budaya barat. Burqa, jenis kerudung yang dikenakan oleh Muslim tertentu, telah menjadi ikon umum dalam "counter-memes" online yang menggambarkan serangan teroris. Peran Meme Terorisme Burqa dalam mengabadikan hubungan antara burqa dan terorisme kemudian diteliti. Dengan mengadaptasi paradigma Theo Van Leeuwen tentang aksi sosial dan representasi antara citra dan penontonnya, penulis menggunakan analisis wacana kritis untuk melakukan studi kualitatif yang mendalam. Lima meme burqa terorisme meme (objek penelitian) yang dianalisis dalam penelitian ini ditemukan bersifat transaktif setelah mempertimbangkan semua aspek tindakan material mereka, karena mereka memprovokasi reaksi baik dari penulis meme dan penontonnya. Meski berpijak pada analisis material dan semiotik terhadap meme aksi, kelima meme yang menggunakan frase "meme burqa terorisme" adalah contoh sarkasme atau bentuk humor gelap lainnya. Namun, tujuan dari "meme burqa terorisme" adalah untuk membuat orang takut dan curiga terhadap mereka yang memakai burqa karena cenderung berpotensi menjadi teroris. Pemikiran kognitif manusia, sering dikenal sebagai "memory recall", menciptakan hubungan tidak langsung antara publik dengan mendorong mereka untuk memikirkan dan mengingat peristiwa yang serupa dengan menyambungkan antara burqa dan serangan teroris muslim. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap wanita yang mengenakan burqa dihasilkan dari reaksi kognitif yang normal ini, bahkan lebih jauh lagi dapat menjadi pemikiran Islamophobia.

We rely heavily on the internet as a source of news, and memes have quickly become a common and entertaining way to convey the general consensus of the people. It has the capacity to profoundly affect individuals, especially Indonesian viewers, who are overwhelmingly exposed to western culture. The burqa, a veil worn by certain Muslims, has become a common icon in online "counter-memes" depicting terrorist attacks. The role that Burqa Terrorism Memes have in perpetuating the association between burqas and terrorism is then examined. By adapting Theo Van Leeuwen's paradigm of social action and representation between an image and its viewer, the author employs a critical discourse analysis to undertake in-depth qualitative study. The five memes of burqa terrorism meme (research objects) analyzed in this study were found to be transactive after considering all aspects of their material acts, since they provoked reactions in both the meme's author and viewers. Despite being grounded in a material and semiotic analysis of action memes, all five memes that use the phrase "burqa terrorism meme" are examples of sarcasm or other forms of dark humor. However, the purpose of the "burqa terrorism meme" is to make people afraid and suspicious of those who wear burqas because of the fear that they could be terrorists. Humans' cognitive thinking, often known as "memory recall," creates an indirect link between people by prompting them to think about and remember events that are similar to muslim terrorist attack. An unpleasant emotional reaction toward women who wear the burqa results from this normal cognitive reaction, even farther can adding to Islamophobia.

Kata Kunci : Meme, Veil, Burqa, Internet, Media, Islam, Terrorism

  1. S1-2023-440517-abstract.pdf