Hubungan Kohesi Sosial dengan Tingkat Depresi pada Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Prolanis di Klinik Korpagama Sleman
NOERLITA CHOIRU ROCHMAH, Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D.; Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D.
2023 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATANLatar Belakang: Proses penuaan membawa berbagai perubahan pada lansia yang perlu dikelola untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Perubahan pada lansia berkaitan dengan fungsi fisiologis dan mental diantaranya hipertensi dan depresi yang merupakan bagian dari efek proses penuaan. Salah satu cara untuk mengurangi dampak mental yang merugikan bagi lansia adalah kohesi sosial yang dapat membangun rasa memiliki dan kepercayaan pada masyarakat yang berujung pada peningkatan hubungan sosial. Prolanis sebagai wadah untuk meningkatkan interaksi sosial yang memfasilitasi berbagi perasaan dan pengalaman dengan tenaga kesehatan dan teman seusianya. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kohesi sosial dengan tingkat depresi pada lansia dengan hipertensi pada kelompok Prolanis di Klinik Korpagama Sleman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Partisipan pada penelitian ini adalah lansia di atas 60 tahun dengan hipertensi di Klinik Korpagama Sleman yang berjumlah 65 orang. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 30 Januari 2023 sampai dengan 14 Februari 2023. Penelitian ini menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale-15 dan Perceived Neighborhood Social Cohesion Brief Form. Analisis penelitian ini menggunakan Uji Koefisien Korelasi Spearman's Rank. Hasil: Rata-rata kohesi sosial pada lansia sebesar 54.63 ± 4.639. 83,1% partisipan tidak depresi dan 16.9% depresi ringan dan sedang/besar. Aktivitas sosial menunjukkan korelasi yang bermakna dengan tingkat depresi (p-value <0.001). Terdapat hubungan yang kuat dengan arah negatif antara kohesi sosial dengan tingkat depresi dengan nilai koefisien korelasi (r) -0.688 dan p-value <0.001. Kesimpulan: Lansia memiliki kohesi sosial yang baik dan mayoritas tidak mengalami depresi, selain itu aktivitas sosial memiliki korelasi dengan kohesi sosial dan depresi. Lansia yang memiliki kohesi sosial tinggi menunjukkan tingkat depresi yang rendah. Oleh karena itu, kegiatan Prolanis perlu dimaksimalkan dan lansia didukung untuk aktif di setiap kegiatan.
Background: Aging process brings various changes to the elderly that needs to be managed to improve their health status. Changes in the elderly are related to physiological and mental functions including hypertension and depression which are part of the effects of the aging process. One of the ways for reducing adverse mental effects for the elderly is social cohesion that can build a sense of belonging and trust in the community which leads to increased social relations. Prolanis as a place to increase social interaction which facilitates to share feelings and experiences with health workers and friends their age. Objective: The purpose of this study is to determine the relationship between social cohesion and the level of depression in the elderly with hypertension in the Prolanis group at the Korpagama Clinic, Sleman. Methods: This study is a quantitative study with a cross-sectional design. Participants in this study were 65 elderly over 60-year-old with hypertension at Korpagama Clinic. Data was collected from January 30th, 2023 to February 14th, 2023. This study used the Geriatric Depression Scale-15 questionnaire and the Perceived Neighborhood Social Cohesion Brief Form. The analysis of this study uses the Spearman's rank. Results: The average of social cohesion in this study is 54.63 ± 4.639. 83.1% participants had not depressed and 16.9% had mild and moderate/major depression. Social activity shows a significant correlation with the level of depression (p-value <0.001). There is a strong relationship in a negative direction between social cohesion and the level of depression with a correlation coefficient (r) -0.688 and a p-value <0.001. Conclusion: Elderly have good social cohesion and the majority of the elderly do not experience depression, besides that social activity has a correlation with social cohesion and depression. Elderly who have high social cohesion show a low level of depression.
Kata Kunci : Hipertensi, kohesi sosial, lansia, prolanis, tingkat depresi