Laporkan Masalah

Analisis Teritorialitas Ruang Publik pada Permukiman Kampung Kota (Kasus Kampung Kota: Kelurahan Pringgokusuman dan Kelurahan Kotabaru, Kota Yogyakarta)

LARAS CIPTA NING BUDI NARISWARI, Dhimas Bayu Anindito, S.T., M.Sc.

2023 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Padatnya jumlah penduduk dan bangunan pada permukiman kampung kota menyebabkan terciptanya tanda petik dua ruang baru tanda petik dua dalam memanfaatkan ruang (perilaku teritorialitas). Hal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan fungsi ganda teritori yang dapat menjadi permasalahan secara spasial maupun struktur sosial masyarakat. Dengan melihat delineasi Kelurahan Pringgokusuman dan Kelurahan Kotabaru yang berbeda kepadatan (terpadat dan terendah), diharapkan dapat diperoleh indikasi bahwa terdapat asumsi penelitian di mana terdapat perbedaan teritorialitas antara kelurahan dengan kepadatan tinggi dan kelurahan yang kepadatannya rendah. Selain itu, kedua lokasi tersebut dipilih karena pertimbangan lokasi yang berada di bantaran sungai, di mana masyarakat cenderung melihat ruang sebagai suatu komoditas dan merupakan sesuatu yang dikomersialkan. Sebagai tambahan, Kelurahan Pringgokusuman berada di bantaran Sungai Winongo dan Kelurahan Kotabaru berada di pinggir Sungai Code. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik teritorialitas ruang publik berdasarkan perbedaan tingkat kepadatan kampung dan juga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang publik beserta performanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deduktif. Data-data diperoleh melalui metode wawancara, pengamatan perilaku, kuesioner, dokumen pemerintah dan kajian literatur ilmiah, serta dokumentasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua kampung memiliki perbedaan karakteristik teritorialitas ruang publik, dilihat dari fisik ruang (bentuk ruang, ukuran ruang, elemen pembentuk ruang, dan aksesibilitas), aktivitas dalam ruang (macam aktivitas dan waktu aktivitas), dan pengguna ruang (jumlah pengguna dan deskripsi pengguna). Adapun faktor-faktor yang diindikasikan memengaruhi adalah fisik ruang dan sosial budaya, yaitu sifat kepemilikan, pemanfaatan ruang, kondisi pelingkupan ruang, perubahan fungsi, dasar perilaku teritorial, kapasitas psikologi, pengalaman keruangan, serta konflik pemanfaatan ruang. Kata kunci: kampung kota, kepadatan-kesesakan, perilaku, ruang publik, teritorialitas

Population density and buildings in kampung kota have created tanda petik dua new spaces tanda petik dua in using space or called territoriality behavior. It is feared that this will lead to multiple functions of territory, which can be a problem in the spatial and socialstructure of the community. By looking at the delineation of the two neighbourhoods with different densities (the densest and the lowest), an indication can be obtained that there is a research assumption that territorial differences exist between high-density neighbourhoods and low-density neighbourhoods. In addition, the two locations were chosen because of their location on the riverbanks, where people tend to see space as a commodity and a commercialised commodity. In addition, Kelurahan Pringgokusuman is located on the banks of the Winongo River, and Kotabaru Village is on the banks of the Code River. This study aims to (1) analyse the territoriality characteristics of public spaces based on different levels of village density and (2) analyse the factors influencing the use of public space and the performance of these factors. This qualitative research is done with a deductive method. Data were obtained through interviews, behavioural observations, questionnaires, desk study of government documents and literature, and documentation. The study finds that both villages have differences in the characteristics of public space territoriality based on the physical space (shape of the space, size of the space, space-forming elements, and accesibility), activities in the space (type of activity and activity time), and users of the space (number of users and description of users). The factors that influence our physical space and socio-culture include ownership, space use, space delineating conditions, changes in function, the basis of territorial behaviour, psychological capacity, spatial experience, and conflicts over space use. Keywords: behaviour, crowding-density, kampung kota, public space, territoriality

Kata Kunci : kampung kota, kepadatan-kesesakan, perilaku, ruang publik, teritorialitas