Pola Persebaran dan Heterogenitas Faktor Penyebab Kemiskinan di Kabupaten Wonosobo

GENDIS KHAERUNNISA S, Dr. Eng. Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng.

2023 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan menjadi isu global yang dapat dijumpai di seluruh negara. Penyelesaian kemiskinan selama ini masih mengabaikan dimensi spasial yang terlihat pada keseragaman dalam penerapan program pengentasan kemiskinan. Padahal, efek spasial pada kemiskinan menyebabkan terbentuknya pola persebaran kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan yang tidak bisa disamakan di setiap wilayah sehingga pengentasan kemiskinan dapat semakin mendekati kondisi riil wilayah. Kabupaten Wonosobo selalu menjadi tiga besar kabupaten di Jawa Tengah dengan persentase penduduk miskin tertinggi. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti pola persebaran dan keragaman faktor penyebab kemiskinan di Kabupaten Wonosobo untuk mencoba memahami kemiskinan dari aspek spasial yang kemudian dapat memberikan pertimbangan baru dalam pengentasan kemiskinan. Untuk mengidentifikasi pola dan faktor penyebab kemiskinan, peneliti menggunakan teori dan bukti-bukti empiris sebagai acuan yang kemudian dideduksi untuk menentukan hipotesis dan variabel penelitian. Variabel terkait penyebab kemiskinan yang digunakan meliputi aksesibilitas wilayah, topografi, pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, penduduk gizi buruk, pengangguran, pekerja sektor primer, kepemilikan aset, rumah tidak layak huni, sanitasi dasar, akses listrik, sarana kesehatan, dan sarana pendidikan. Identifikasi pola persebaran kemiskinan dilakukan dengan metode analisis autokorelasi spasial sedangkan identifikasi penyebab kemiskinan dengan metode Multiscale Geographically Weighted Regression. Pada hasil penelitian, diidentifikasi pola persebaran kemiskinan di Kabupaten Wonosobo yang membentuk pola berkelompok. Sedangkan berdasarkan hasil identifikasi faktor penyebab kemiskinan pada setiap desa di Kabupaten Wonosobo, didapatkan 12 variabel yang berpengaruh signifikan yaitu topografi, pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, penduduk gizi buruk, pengangguran, pekerja sektor primer, kepemilikan aset, rumah tidak layak huni, sanitasi dasar, akses listrik, sarana kesehatan, dan sarana pendidikan.

Poverty is a multidimensional problem and a global issue that can be found in all countries. Poverty alleviation so far still ignores the spatial dimension, which is seen in the uniformity in the application of poverty alleviation programs. In fact, the spatial effect on poverty causes the formation of poverty distribution patterns and poverty-causing factors that cannot be equated in every region so that poverty alleviation can be closer to the real conditions of the region. Wonosobo Regency has always been among the top three regency in Central Java with the highest percentage of poor people. Therefore, researchers are interested in examining the pattern of distribution and the diversity of factors causing poverty in Wonosobo Regency to try to understand poverty from a spatial aspect that can then provide new considerations in poverty alleviation. To identify the patterns and factors that cause poverty, researchers used theories and empirical evidence as references which were then deduced to determine hypotheses and research variables. Variables related to the causes of poverty used include regional accessibility, topography, population growth, education level, malnourished population, unemployment, primary sector workers, asset ownership, uninhabitable houses, basic sanitation, access to electricity, health facilities, and education facilities. The identification of poverty distribution patterns is done using the spatial autocorrelation analysis method, while the identification of poverty causes is done using the Multiscale Geographically Weighted Regression method. In the results of the study, it was identified that the pattern of poverty distribution in Kabupaten Wonosobo formed a cluster pattern. Meanwhile, based on the results of the identification of factors causing poverty in each village in Kabupaten Wonosobo, 12 variables were found to have a significant effect, namely topography, population growth, education level, malnourished population, unemployment, primary sector workers, asset ownership, uninhabitable houses, basic sanitation, access to electricity, health facilities, and education facilities.

Kata Kunci : Kemiskinan, efek spasial, autokorelasi spasial, multiscale geographically weighted regression, Kabupaten Wonosobo