EXPLORING THE LIVED EXPERIENCES OF CO-PARENTING CONFLICT RESOLUTION: A PHENOMENOLOGICAL STUDY IN JAVANESE FAMILIES
JOVANNA ISLAMY YAFFI, Arum Febriani, S.Psi., M.A., Dr.
2023 | Skripsi | S1 PSIKOLOGIDengan pergeseran dalam dua tren demografis yang besar, peningkatan jumlah populasi lanjut usia dan penurunan ukuran keluarga karena meningkatnya wanita berpendidikan, kakek-nenek kini ditempatkan pada peran yang tak terelakkan untuk menjadi orang tua bersama anak-anak mereka yang sudah dewasa. Hubungan co-parenting menyebabkan konflik yang bisa terlihat berbeda untuk satu budaya dengan budaya lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika hubungan co-parenting antara orang tua dan kakek-nenek dalam keluarga Jawa, khususnya dalam manajemen konflik yang digunakan selama pengalaman mengasuh cucu. Empat partisipan yang asli keturunan Jawa dengan rentang usia 67-73 tahun direkrut untuk terlibat dalam penelitian ini. Semua partisipan tinggal bersama dengan anak dan cucu mereka serta berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta terlibat aktif dalam pengasuhan anak minimal 8 jam setiap hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis yang melibatkan penggunaan wawancara semi-terstruktur. Dengan menggunakan Integrative Phenomenological Approach (IPA) untuk analisis dan interpretasi, hasil menunjukkan bahwa pengasuhan bersama yang melibatkan kakek-nenek dipandang sebagai hubungan yang berpotensi menimbulkan konflik. Namun, itu juga dilihat sebagai memfasilitasi pembuatan koneksi yang bermakna. Makna konflik dijelaskan melalui perbedaan tingkat akulturasi, nilai, dan strategi yang ditekankan pada aspek budaya. Hasil juga menunjukkan nilai-nilai budaya Jawa dapat berperan sebagai agen pendorong komunikasi yang sehat dalam hubungan. Terakhir, arti harmoni bervariasi dari satu hubungan ke hubungan lainnya tergantung pada apa yang dianggap sebagai solusi terbaik oleh mereka yang terlibat dalam hubungan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk mempraktikkan kompetensi budaya dalam manajemen konflik, terutama dengan kakek-nenek.
With shifts in two huge demographic trends, a growing number of elderly population and a decline in family size due to the rise of educated women, grandparents are now put in an inevitable role to co-parent alongside their adult children. The co-parenting relationship causes conflicts that could look different for one culture to another. The present study aims to explore parent-grandparent co-parenting relationship dynamics in Javanese families, specifically in the conflict management utilized during the childrearing experiences. Four participants of only Javanese descent with ages ranging from 67-73 years old were recruited. They were all co-residing with their adult children and grandchildren and were based in the Special Province of Yogyakarta. All of the participants are actively involved in childcare for a minimum of 8 hours every day. The research makes use of a phenomenological approach that entails using semi-structured interviews. By employing Integrative Phenomenological Approach (IPA) for analysis and interpretation, results demonstrated that co-parenting involving grandparents is seen as a potentially conflictual relationship. However, it is also seen as facilitating the making of meaningful connections. The meaning making of conflict is explained through differences in acculturation levels, values, and strategies emphasized on cultural facets. Results also show Javanese cultural values can act as promoting agents of healthy communication in the relationship. Lastly, the meaning of harmony varies from one relationship to another depending on what is perceived as the best solution by those involved in the relationship. Therefore, it is crucial that one should practice cultural competence in conflict management, especially with grandparents.
Kata Kunci : kakek-nenek, co-parenting, budaya Jawa, nilai-nilai budaya, manajemen konflik, grandparents, co-parenting, Javanese culture, cultural values, conflict management