Efisiensi Alokatif Produksi Pucuk Daun Teh di PT Pagilaran
TRISTUTI AULIA RAMADHANI, Anung Pranyoto, S.P., M.P.; Sugiyarto, S.P., M.Sc.; Dr. Hani Perwitasari, S.P., M.Sc.
2023 | Skripsi | S1 EKONOMI PERTANIAN DAN AGRIBISNISPT Pagilaran adalah perusahaan perkebunan dengan teh sebagai komoditas utama. Pada tahun 2021, perusahaan tersebut belum mampu memenuhi target produksi pucuk daun teh. Fenomena tersebut diduga akibat penggunaan alokasi faktor-faktor produksi yang belum atau tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat produksi pucuk daun teh dan produktivitas lahan di Afdeling Pagilaran; (2) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat produksi pucuk teh di Afdeling Pagilaran; (3) mengetahui tingkat efisiensi alokatif pucuk teh di Afdeling Pagilaran. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode sensus ke 36 blok yang terdapat di Afdeling Pagilaran. Metode Ordinary Least Square (OLS) dan fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi produksi pucuk daun teh. Tingkat efisiensi alokatif faktor-faktor produksi diestimasi menggunakan perbandingan antara Nilai Produk Marginal (NPMx) dengan harga input (Px). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata produksi pucuk daun teh di Afdeling Pagilaran sebesar 56,18 ton/hektar dengan rerata produktivitas lahan sebesar 6,09 ton/ha/tahun. Afdeling Pagilaran hanya mampu memenuhi 52% target produksi pucuk daun teh. Faktor-faktor produksi yang memengaruhi produksi pucuk daun teh di Afdeling Pagilaran adalah luas lahan dan tenaga kerja. Penurunan luas lahan memberikan dampak positif terhadap produksi pucuk daun teh. Sebaliknya, peningkatan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi pucuk daun teh. Hasil perhitungan efisiensi alokatif menunjukkan bahwa luas lahan dan tenaga kerja masing-masing tidak efisien dan belum efisien dengan indeks Ki sebesar -0,39 dan 1,16.
PT Pagilaran has been producing tea as the main commodity. In 2021, it faced difficulties in fulfilling targeted tea leaves production. This phenomenon is approximately due to inefficiency in input allocation. This research investigated: (1) the production of the tea leaves production and land productivity at Afdeling Pagilaran; (2) the determinants of tea leaves production; (3) the allocative efficiency of tea leaves production. In this study, the census method was used in order to utilize all land areas of the plantation, and chose descriptive analytics as the basic analysis method. Production determinants were captured by running Ordinary Least Square (OLS) estimation under the utilization of the Cobb-Douglas production function. The allocative efficiency level of tea leaves production was analyzed by comparing the Marginal Production Value (MPVx) and the input price (Px). The results show that the tea leaves average production is 56,18 tons per hectare and the average land productivity is 6,09 tons/hectare/year. This plantation fulfilled 52% of the production's target. The reduction of the land area gives positive impact on tea leaves production. On the other side, increasing number of daily labor increases tea leaves production. As for the allocative efficiency, both the allocation of land area and labor has resulted in inefficient levels with the allocative index (Ki) -0,39 and 1,16 respectively.
Kata Kunci : perusahaan perkebunan, pucuk daun teh, produksi, efisiensi alokatif