Keterlibatan Perempuan dalam Islamic State of Iraq and Syria (ISIS): Debat Jihad Feminisme

ALIFA SALMA NIBRAS, Dr. Ririn Tri Nurhayati, S.I.P., M.Si., M.A.

2023 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam upaya perluasan lingkup pengaruh ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan pembangunan Khilafah, ISIS mulai aktif merekrut dan mendorong perempuan untuk bergabung dalam ISIS. Peran perempuan tidak lagi hanya dalam lingkup domestik, mereka menopang peran operasional dan kombatif. Media kerap menampilkan perempuan yang terlibat dalam ISIS sebagai subjek tertipu atau tertindas, dengan sedikit peran konstruktif dalam organisasi. Nyatanya, perempuan di ISIS melampaui asumsi ini. Dengan menggunakan perspektif poskolonialisme, tulisan ini berupaya memahami kekerasan yang dilakukan oleh ISIS sebagai moda pertahanan melawan opresi Barat yang mengancam ideologi Islam Fundamentalis yang dibawa ISIS, dan bersamanya, visi untuk membangun Khilafah. Debat feminisme jihad merepresentasikan persepektif perempuan yang terlibat dalam ISIS bahwa partisipasi mereka dalam aksi-aksi kekerasan ISIS adalah bukanlah bagian dari agenda feminis untuk mencapai kesetaraan dengan laki-laki dari segi struktural. Tanpa membenarkan tindak kekerasan yang dilakukan ISIS, tulisan ini berusaha memahami faktor-faktor apa saja yang mendorong perempuann untuk terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dengan menempatkan subjektivitas perempuan di ISIS.

In efforts to expand ISIS influence and establishment of the Caliphate, ISIS began to actively recruit and encouraged women to join ISIS. Women role was not only within the domestic sphere, they also actively held operational and combative roles. The media often presents women of ISIS as deceived or oppressed subjects, with little constructive role to play within the group. In reality, their experiences are beyond this assumption. Through a postcolonialism perspective, this paper seeks to understand the violence perpetrated by ISIS is an of defense against Western oppression that threatens the Islamic Fundamentalist ideology they uphold, and with it, their vision to establish a Caliphate. The jihad feminism debate represents the perspective of women involved in ISIS that their participation violent actions is not part of the feminist agenda to achieve equality with men from a structural perspective. Without justifying acts of violence committed by ISIS, this paper seeks to understand what factors encourage women to engage in acts of violence by placing women's subjectivity in ISIS.

Kata Kunci : Feminisme jihad, poskolonialisme, ISIS, pengantin jihad, terorisme, jihad feminism, postcolonialism, jihadi brides, terrorism