Fenomena Persaingan Suami dan Istri dalam Pencalonan Kepala Desa Pada Pilkades Serentak Lamongan 2019

RISKA MELINDA HUTARI, Dr. Wawan Mas`udi, S.I.P, M.P.A.

2023 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Penelitian ini membahas tentang latar belakang munculnya fenomena suami-istri yang saling bersaing di 6 (enam) desa pada pemilihan kepala desa (pilkades) tahun 2019 Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Seluruh bakal calon merupakan petahana, dua dari enam bakal calon bahkan telah memasuki periode ketiga masa jabatan. Persyaratan terkait jumlah bakal calon tertuang dalam UU No 6 Tahun 2014 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri No 112 Tahun 2014 terkait pelaksanaan pemilihan kepala desa yang mensyaratkan jumlah calon minimal 2 (dua) orang dan maksimal 5 (lima) orang. Untuk memenuhi persyaratan jumlah minimal tersebut para bakal calon akhirnya meminta istrinya untuk menjadi bakal lawan dalam pemilihan kepala desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya fenomena pasangan suami-istri yang saling bersaing dilihat dari struktur lapisan masyarakat, kondisi sosial politik masyarakat serta sumber daya yang dimiliki oleh para bakal calon. Menggali lebih dalam, penelitian ini juga melihat bagaimana bekerjanya aktor pada ranah non kompetitif, strategi kampanye, pembentukan tim kampanye, pendanaan hingga adanya praktik patronase pada proses election yang harus dijalain. Perilaku pemilih masyarakat juga dilihat sebagai bahan analisis munculnya fenomena ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa latar belakang munculnya fenomena suami-istri yang saling bersaing tidak hanya didasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh para kandidat, maupun efek ketakutan (scare off effect) karena keuntungan yang dimiliki oleh para petahana akan tetapi terdapat faktor pendorong lainnya. Faktor pendorong munculnya fenomena ini antara lain : sumber daya dan struktur lapisan masyarakat yang homogen sehingga menciptakan kondisi yang kurang kompetitif, serta adanya anggapan masyarakat bahwa pemimpin yang sudah baik, seharusnya melanjutkan kepemimpinannya. Anggapan ini mengacu pada pembangunan yang terlihat, kepemimpinan atau leadership yang dianggap baik, dan hubungan ikatan sosial yang kuat antara pemimpin dan konstituen. Fenomena ini juga menunjukkan praktik patronase dalam pemilihan kepala desa ini dalam bentuk pemberian uang dalam proses pemilihan.

This study discusses the background to the emergence of the phenomenon of husbands and wives competing with each other in 6 (six) villages in the 2019 village head election (pilkades), Kedungpring District, Lamongan Regency. All of the prospective candidates are incumbents, two of the six prospective candidates have even entered their third term of office. Requirements related to the number of potential candidates are contained in Law No. 6 of 2014 and Minister of Home Affairs Regulation No. 112 of 2014 regarding the implementation of village head elections which require a minimum number of candidates of 2 (two) people and a maximum of 5 (five) people. To meet the minimum number requirements, the prospective candidates finally asked their wives to become their potential opponents in the village head election. This study aims to determine the background of the emergence of the phenomenon of husband and wife couples competing with each other in terms of the structure of the layers of society, the socio-political conditions of the community and the resources owned by the prospective candidates. Digging deeper, this research also looks at how actors work in the non-competitive realm, campaign strategies, forming campaign teams, funding to the existence of patronage practices in the election process that must be undertaken. The voting behavior of the people is also seen as material for analyzing the emergence of this phenomenon. The method used in this research is a qualitative descriptive research method with a case study approach. The findings in the field show that the background to the emergence of the phenomenon of husband and wife competing with each other is not only based on the resources owned by the candidates, as well as the fear effect due to the advantages possessed by incumbents, but there are other driving factors. Factors driving the emergence of this phenomenon include: resources and a homogeneous structure of the layers of society so as to create conditions that are less competitive, as well as the existence of the community's opinion that good leaders should continue their leadership. This assumption refers to visible development, leadership or leadership that is considered good, and strong social bonds between leaders and constituents. This phenomenon also shows the practice of patronage in the election of this village head in the form of giving money in the election process.

Kata Kunci : Pilkades, resources, incumbent, scare off effect