Dampak Perubahan Fungsi Hutan terhadap Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Hejo Cipruk di Desa Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
KHUMAIROH, Bowo Dwi Siswoko, S.Hut, M.A
2023 | Skripsi | S1 KEHUTANANPerubahan fungsi kawasan hutan merupakan kegiatan mengubah fungsi suatu kawasan hutan menjadi fungsi lainnya. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 174 tahun 2003 mengalami perluasan dari eks kawasan hutan produksi Perum Perhutani menjadi hutan konservasi TNGGP. Perubahan fungsi hutan menimbulkan dampak terhadap kelembagaan KTH Hejo Cipruk yang merupakan kelompok tani hutan yang berada di desa penyangga TNGGP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika pengelolaan hutan di wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resort Tegalega, mengetahui dinamika interaksi KTH Hejo Cipruk terhadap kawasan hutan di sekitarnya, serta mengetahui dampak perubahan fungsi hutan di TNGGP terhadap kelembagaan KTH Hejo Cipruk. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, studi dokumen, wawancara, dan focus group discussion. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dan analisis dampak aspek struktural dan kultural kelembagaan sebelum dan sesudah perubahan fungsi hutan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dinamika pengelolaan yang terjadi di Resort Tegalega TNGGP saat masih dikelola oleh Perum Perhutani yaitu sebagai hutan produksi pinus yang dimanfaatkan hasil kayu dan bukan kayunya kemudian kini dikelola oleh TNGGP dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona pemanfaatan dan zona rehabilitasi. Dinamika interaksi KTH Hejo Cipruk terhadap hutan di sekitarnya yaitu dari yang awalnya mengelola lahan di bawah tegakan namun kini sudah beralih mengelola lahan pribadi atau desa. Dampak perubahan fungsi hutan terhadap kelembagaan KTH Hejo Cipruk secara struktural KTH mengalami peningkatan terkait keorganisasian dan secara kultural KTH juga mengalami peningkatan terhadap kelembagaan.
Changes in the function of forest areas are activities are a shift for other function in the forest. Gunung Gede Pangrango National Park (TNGGP) through the Decree of the Minister of Forestry Number 174 of 2003 has expanded from the former Perum Perhutani production forest area to the TNGGP conservation forest. Changes in forest function have an impact on the institution of KTH Hejo Cipruk, which is a forest farmer group located in the buffer village of TNGGP. The purpose of this study is to determine the dynamics of forest management in the Gunung Gede Pangrango Resort Tegalega National Park area.To find out the dynamics of KTH Hejo Cipruk's interaction with the surrounding forest area and finding out the impact of changes in forest function in TNGGP on the institution of KTH Hejo Cipruk. This research is using the case study method. Data collection is carried out through observation activities, document studies, interviews, and focus group discussions. The data analysis uses the qualitative data method according to Miles and Huberman and the impact analysis are both structural and cultural aspects before and after changes in forest function. Based on the results of the study, the management dynamics that occurred at the Tegalega TNGGP Resort when it was still managed by Perum Perhutani, namely as a pine production forest that was used for timber and non-timber products.And now, managed by TNGGP with a zoning system consisting of a utilization zone and a rehabilitation zone. The dynamics of KTH Hejo Cipruk's interaction with the surrounding forests are from those who initially managed land have concerns but have now switched to managing private or village land. The impact of changes in forest function on the institution of KTH Hejo Cipruk structurally KTH has increased related to organization and culturally KTH has also increased to institutions.
Kata Kunci : fungsi hutan, kelembagaan, kelompok tani hutan;forest function, institutional, forest farmer group