KARAKTERISTIK MINERALOGI, GEOKIMIA DAN MIKROBIOLOGI AMPO DI DESA JAMBLANG, KECAMATAN JAMBLANG, KABUPATEN CIREBON, PROVINSI JAWA BARAT

MARTSA MAHANANI, Dr.rer.nat. Ir. I Wayan Warmada, IPM.; Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng.

2023 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Geofagi merupakan kebiasaan mengonsumsi lempung atau material tanah untuk berbagai keperluan seperti memenuhi keinginan ibu hamil, camilan, pengobatan, atau pelengkap keperluan doa. Lokasi ditemukannya ampo pertama kali tidak dapat dipastikan, namun di Indonesia terdapat dua daerah yang terkenal yaitu Tuban dan Cirebon. Saat ini geofagi sudah tersebar ke seluruh dunia tidak terbatas pada wilayah geografis tertentu atau kelompok masyarakat. Namun, praktiknya dianggap lebih umum terjadi pada beberapa kelompok masyarakat yang memiliki status ekonomi yang rendah dan tinggal di lingkungan tropis Di Indonesia terdapat jajanan tradisional yang dikenal sebagai ampo. Ampo merupakan hasil olahan tradisional yang terbuat dari tanah liat murni yang banyak dikonsumsi sebagai camilan yang diproduksi secara rumahan di Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang umum dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak-anak. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis mineral lempung yang menyusun Daerah Cirebon dan kandungan geokimia dari mineral lempung, mengetahui kelayakan ampo berdasarkan kandungan mikroba selama proses pembuatannya, dan mengetahui pengaruh akibat mengonsumsi mineral lempung dalam ampo bagi kesehatan manusia. Karakteristik mineral lempung Cirebon diketahui melalui uji plastisitas, analisis granulometri, analisis petrografi, analisis XRD (X-Ray Diffraction), dan analisis XRF (X-Ray Fluorescence). Kelayakan konsumsi mineral lempung Cirebon diketahui melalui uji ALT (Angka Lempeng Total). Karakteristik mineralogi lempung di daerah Jamblang, Cirebon dan sekitarnya dominan mengandung mineral lempung berupa smektit dan kaolinit. Karakteristik fisik lempung dari sampel lapangan bersifat non-plastis-plastis tinggi (0-21.82%) berupa pasir, lanau, lempung berlanau, dan lempung sedangkan sampel ampo bersifat plastis sedang-plastis tinggi (10.39-23.58%) berupa lempung berlanau dan lempung. Karakteristik geokimia lempung menunjukkan kandungan unsur makro esensial berupa kalsium, magnesium, natrium, kalium, dan fosfor dalam batas aman; kandungan unsur mikro esensial berupa besi dan mangan dalam batas aman, dan tidak mengandung unsur non-esensial. Berdasarkan standar kelayakan yang ditetapkan oleh SNI maka ampo yang dipasarkan di daerah Cirebon memiliki nilai ALT 2,0 x 104 koloni/gram yang tergolong sedikit melebihi batas maksimum ALT (Angka Lempeng Total) mikroba dalam produk makanan sebesar 1,0 x 104 koloni/gram. Berdasarkan hal tersebut, maka pemanfaatan lempung pada daerah penelitian sebagai ampo masih tergolong dapat dikonsumsi dalam batas wajar supaya tidak berpengaruh buruk bagi tubuh manusia.

Geophagy is the practice of consuming clay or earthen materials for various purposes such as fulfilling the wants of pregnant women, snacks, medicines, or as a complement to prayer needs. The location where the first ampo was found is uncertain, but in Indonesia there are two well-known areas, namely Tuban and Cirebon. Currently, geophagy has spread all over the world, not limited to a specific geographic areas or groups of people. However, the practice is considered to be more common in some groups of people who have low economic status and live in tropical environments. In Indonesia there is a traditional snack known as ampo. Ampo is a traditional pure clay processed product, commonly consumed as a homemade snack in Jamblang Village, Jamblang District, Cirebon Regency, West Java Province, commonly consumed by pregnant women and children. The purpose of this study is to determine the types of clay minerals that make up the Cirebon Area and the geochemical content of clay minerals, to determine the feasibility of ampo based on the microbial content during the manufacturing process, and to determine the effects of consuming clay minerals in ampo on human health. The characteristics of Cirebon clay minerals are known by plasticity test, grain size analysis, petrographic analysis, XRD (X-Ray Diffraction) analysis, and XRF (X-Ray Fluorescence) analysis. The eligibility of consuming Cirebon clay minerals is known through the ALT (Total Plate Number) test. The clay mineralogical characteristics of the Jamblang Village, Cirebon and surroundings areas mainly contain clay minerals in the form of smectite and kaolinite. The physical characteristics of the clays from the field samples were non-plastic-high plastic (0-21.82%) in the form of sand, silt, silty clay, and clay, whereas the ampo samples were moderate plastic-high plastic (10.39-23.58%) in the form of silty clay and clay. The geochemical characteristics of the clay indicate that the content of essential macro elements in the form of calcium, magnesium, sodium, potassium, and phosphorus are within safe limits; the content of essential micro elements in the form of manganese within a safe limits, and does not contain non-essential elements. Based on the eligibility standards set by SNI, the ALT value of ampo sold in Cirebon Area is 2.0 x 104 colonies/gram which is slightly above the maximum ALT (Total Plate Number) of microorganism in food products of 1.0 x 104 colonies/gram . Based on this, the use of clay in the research field as ampo is classified as a consumable within reasonable limits so as not to adversely affect the human body.

Kata Kunci : Desa Jamblang, karakteristik mineral lempung, ampo, mikroba