Analisis model bisnis layanan plts atap Di era transisi energi studi pada Pt pln (persero) .

STEVE DANIAR ANGGARA, Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D., Ak., CA.,

2023 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Pada Era transisi Energi, PT. PLN (Persero) menghadapi 2 tren yaitu tren dekarbonisasi yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dan tren desentralisasi dimana konsumen listrik kini berkembang menuju solusi yang lebih hemat energi seperti penerapan PLTS Atap atau Photovoltaic (PV) Rooftop. Untuk menjawab tren tersebut, PLN telah menyusun strategi Net Zero Emissions untuk mencapai carbon neutral di tahun 2060 melalui konversi dari pembangkit listrik dengan karbon tinggi ke karbon rendah dan tetap mempertahankan pertumbuhan melalui teknologi dan bisnis baru termasuk dengan pengembangan bisnis dari PLTS Atap. Pengembangan layanan bisnis PLTS Atap masih belum memenuhi aspirasi manajemen untuk mencapai pendapatan non-kWh atau Non-Listrik diatas 10% dari total pendapatan dan pangsa pasar yang kecil atas bisnis PLTS Atap. Selain itu terdapat rencana revisi Permen ESDM 26 tahun 2021 terkait tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang menghilangkan kewajiban PLN dalam membayar ekspor listrik pelanggan sehingga penelitian ini bertujuan menganalisis desain model bisnis yang tepat untuk menjawab beberapa kondisi diatas dengan menggunakan teknik analisis berupa Business Model Canvas (BMC) dan mempertimbangkan analisis Five forces Porter.

In the Energy Transition Era, PT. PLN (Persero) is facing two trends, namely decarbonization trend which encourages the use of environmentally friendly technology and decentralization trend where electricity consumers are now moving towards energy-saving solutions such as the implementation of rooftop solar panels or photovoltaic (PV) rooftops. To respond to these trends, PLN has developed a Net Zero Emissions strategy to achieve carbon neutrality by 2060 by converting highcarbon power plants to low-carbon ones while still maintaining growth through new technologies and businesses, including the development of business from rooftop solar panels. The development of rooftop solar panel business services still does not meet management aspirations to achieve non-kWh or non-electricity revenue above 10% of total revenue and a small market share for rooftop solar panel businesses. In addition, there is a plan to revise the Ministry of Energy and Mineral Resources Regulation No. 26 of 2021 concerning the Use of Rooftop Solar Power Generation Systems, eliminating PLN's obligation to pay for customers' electricity exports. Therefore, this research aims to analyze the appropriate business model design to address the above conditions using analytical techniques such as the Business Model Canvas (BMC) and considering Porter's Five Forces analysis.

Kata Kunci : PLTS Atap, PV Rooftop, Energi Terbarukan, Transisi Energi, Business Model Canvas, Five forces Porter.