MACAM TEMA MEKANISME KOPING LANSIA SURVIVOR BENCANA DUSUN KALITENGAH LOR DALAM MENGHADAPI KECEMASAN TERHADAP ERUPSI MERAPI SUSULAN

MASYI WIMY J, dr. Mahar Agusno, Sp.KJ(K), dr. Irwan Supriyanto, Ph.D., Sp.KJ

2022 | Tesis-Spesialis | ILMU KEDOKTERAN JIWA

Latar belakang: Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang paling membahayakan di Indonesia karena erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang sangat padat. Salah satu wilayah terdekat dengan gunung Merapi yang sering kali kena erupsi dan padat penduduknya adalah dusun Kalitengah Lor. Namun demikian warga dusun Kalitengah Lor khususnya mereka yang termasuk kelompok rentan lansia survivor bencana memilih untuk tidak mau direlokasi/pindah dari tempat tinggal asal meskipun daerah tersebut termasuk Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) dan berisiko menjadi korban jika terjadi erupsi susulan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam tema mekanisme koping secara kualitatif yang dilakukan oleh lansia survivor bencana dusun Kalitengah Lor dalam menghadapi kecemasan terhadap risiko erupsi Merapi susulan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian adalah lansia survivor bencana dusun Kalitengah Lor yang terpapar erupsi Merapi 2010. Sampel didapatkan dengan menggunakan tehnik purposive sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (in-depth interview) dengan prinsip kesesuaian dan kecukupan yang merujuk pada teori saturasi. Hasil: Mekanisme koping yang dilakukan oleh lansia survivor bencana dusun Kalitengah Lor dalam menghadapi kecemasan terhadap risiko terjadinya erupsi Merapi susulan dapat dikelompokkan menjadi lima tema yaitu: 1) berusaha menerima keadaan 2) dengan tetap melihat lokasi tempat tinggal semula membuat rasa aman dan tenang 3) cara menyikapi kecemasan terhadap risiko terpapar erupsi susulan di tempat tinggal semula 4) pengalaman terpapar erupsi Merapi sebelumnya memunculkan kewaspadaan 5) memaknai penyebab terjadinya erupsi Merapi secara budaya. Simpulan: mekanisme koping yang didapatkan pada informan lansia survivor bencana yang tetap tinggal di tempat tinggal semula dalam menghadapi kecemasan akibat risiko terpapar erupsi Merapi susulan adalah dengan memahami, bersikap kooperatif dan waspada apabila terjadi bencana erupsi susulan.

Background: Mount Merapi is one of the most dangerous volcanoes in Indonesia because it erupts every two to five years and is surrounded by very densely populated settlements. One of the areas closest to Mount Merapi, which frequently erupts and is densely populated, is the hamlet of Kalitengah Lor. However, the residents of Kalitengah Lor hamlet, especially those who belong to the vulnerable group of elderly disaster survivors, choose not to want to be relocated/moved from their original residence even though the area is included in the Disaster Prone Area III/Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) and is at risk of becoming a victim in the event of a subsequent eruption. Objective: This study aims to qualitatively identify the kinds of coping mechanisms used by elderly survivors of the Kalitengah Lor sub-village disaster in dealing with anxiety about the risk of another Merapi eruption. Methods: This research is a qualitative research with a phenomenological approach. The research subjects were elderly survivors of the Kalitengah Lor hamlet disaster who were exposed to the 2010 Merapi eruption. Samples were obtained using a purposive sampling technique and data collection was carried out by means of in-depth interviews with the principles of suitability and adequacy referring to the saturation theory. Results: The coping mechanisms carried out by elderly survivors of the Kalitengah Lor hamlet disaster in dealing with anxiety about the risk of a subsequent Merapi eruption can be grouped into five themes, namely: 1) trying to accept the situation 2) keeping in view the location of the original residence makes a sense of security and calm 3) how to respond to anxiety about the risk of being exposed to subsequent eruptions in the original place of residence 4) experience of being exposed to the previous Merapi eruption raises awareness 5) interpreting the causes of Merapi eruptions culturally. Conclusion: the coping mechanism found in elderly informants who are survivors of disasters who remain in their original homes in dealing with anxiety due to the risk of being exposed to a subsequent eruption of Merapi is to understand, be cooperative and alert in the event of a subsequent eruption.

Kata Kunci : mekanisme koping, lansia survivor bencana, dusun Kalitengah Lor, menghadapi kecemasan, erupsi Merapi susulan