Laporkan Masalah

DETERMINAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA WANITA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017

MITHA SAFIRA NM, 1. Dr. Agus Joko Pitoyo, S,Si., MA ; Dr. RR. Wiwik Puji Mulyani, M.Si.

2023 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKAN

Perilaku seksual pranikah remaja merupakan fenomena sosial dengan risiko multidimensi. Peningkatan kasus seks pranikah pada kelompok remaja wanita saat ini menimbulkan kekhawatiran. Hal ini karena wanita akan mengalami risiko paling besar dari seks pranikah, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi bahkan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis determinan perilaku seksual remaja wanita (15-24 tahun) di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini menggunakan sebagian data urvei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan desain kajian lintas seksional (cross sectional) pada kuesioner Wanita Usia Subur (WUS). Remaja wanita (15-24 tahun) di Indonesia digunakan sebagai populasi penelitian dan jumlah sampel sebanyak 10.691 remaja wanita. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat uji chi-squared dan analisis multivariat dengan regresi logistik biner. Prevalensi seks pranikah yang terjadi di kalangan remaja wanita sebesar 2,1 persen. Analisis statistik uji Chi-square Pearson mengungkapkan terdapat 10 dari 12 variabel yang signifikan memiliki hubungan dengan perilaku seksual pranikah. Adapun variabel tersebut adalah: usia, tingkat pendidikan, pengetahuan kesehatan reproduksi, persepsi tentang menjaga keperawanan, komunikasi dengan ibu, komunikasi terkait seks dengan guru, pengalaman berkencan, memiliki teman pranikah, frekuensi penggunaan internet, dan wilayah tempat tinggal. Sementara itu, hasil regresi logistik menunjukkan faktor predisposisi yang berpengaruh secara statistik adalah: usia, pendidikan, dan persepsi keperawanan. Sementara faktor pendorong yang berpengaruh adalah: melakukan komunikasi seksual dengan guru, pengalaman berpacaran, memiliki teman yang pernah melakukan seks pranikah, dan frekuensi internet. Faktor risiko terbesar terjadinya perilaku seksual remaja yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) dan persepsi remaja yang memiliki persepsi tidak setuju dengan menjaga keperawanan sampai menikah. Studi ini menyarankan perlunya menanamkan kembali nilai dan norma di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat terkait dengan persepsi positif tentang keperawanan. Penting untuk memperkuat kebijakan/program yang memberikan informasi komprehensif dan terkini tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi yang menyasar pada remaja dengan melibatkan peran keluarga, sekolah dan masyarakat

Adolescent premarital sexual behavior is still a social phenomenon with multidimensional risks. Increasing sexual activity cases of female adolescentshave caused some worries. This condition then raises concerns that women will experience the most severe consequences from premarital sex, such as unwanted pregnancies, abortions, and even sexually transmitted diseases and HIV AIDS. This study aimed to analyze the determinants of sexual behavior of female adolescents(15-24 years) in Indonesia in 2017. This study used some of the 2017 IDHS data with a cross-sectional design on the Women of Reproductive Age (WUS) questionnaire. Female adolescents (15-24 years) in Indonesia were used as the study population and the total sample was 10,691. This study used bivariate analysis with the chi-square test and multivariate analysis with binary logistic regression. Premarital sexual behavior that occurs among female adolescentsis 2.1 percent. Statistical analysis of the Pearson Chi-square test revealed that there were 10 out of 12 variables that had a significant relationship with premarital sexual behavior. The variables are: age, education level, reproductive health knowledge, perceptions about maintaining virginity, communication with mothers, sex-related communications with teachers, dating experience, having premarital friends, frequency of internet use, and area of residence. Meanwhile, the results of logistic regression showed that the predisposing factors that had an effect were: age, education, and perceptions of virginity. The reinforcing factors are having sexual communication with teachers, dating experience, having friend who have had premarital sex, and internet use frequency. The factor that has the highest chance for premarital sexual behavior in adolescents ho only graduated from elementary school and the perception of adolescents who disagree with maintaining virginity until marriage This study suggests the need to deeply internalize the values and norms related to positive perceptions of virginity in the family, school and community environment. In addition, parents must monitor the environment in which young people socialize, including the social environment. It is important to strengthen policies/programs that provide comprehensive and up-to-date information on sexuality and reproductive health targeting adolescents by involving the role of the family, school and community.

Kata Kunci : remaja, wanita, perilaku, seks pranikah

  1. S2-2023-467919-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467919-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467919-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467919-title.pdf