Laporkan Masalah

ANALISIS WACANA KRITIS IDEOLOGI KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

NIDA HUSHOFA, Dr. R.B. Abdul Gaffar Karim, S.I.P., M.A.

2023 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Tulisan ini menganalisis bagaimana ideologi Khilafah diproduksi, dirawat, dan dikembangkan hingga pasca pembubaran organisasi Hizbut Tahrir di Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua data analisis berupa Draft Constitution of The Khilafah State dan buku Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan Penyatuan Kembali Dunia Islam. Penggunaan analisis wacana kritis dalam penelitian ini, khususnya metode analisis model Ruth Wodak mengharuskan peneliti untuk membagi analisis terhadap teks, dalam memahami teks tidak terlepas dari sejarah perjalanannya. Perjalanan tersebut bukan saja terjadi pada dimensi bahasa, melainkan juga pada dimensi pemikiran si pembuat teks. Keduanya dipengaruhi oleh dimensi psikologis si pembuat teks yang berinteraksi dengan situasi dan kondisi komunikasi. Sehingga dalam memahami dua data teks tersebut dapat dilihat melalui tiga tahapan yakni tahapan cognitive dimension, socio-psycological dimension dan linguistic dimension. Selain itu peneliti juga menggunakan konsep demokrasi dan teori Andrew Heywood yang menjelaskan kegagalan dalam mengaktualisasikan ideologi dapat mengakibatkan munculnya ideologi tandingan. Tesis ini menemukan beberapa temuan penting, yaitu pertama pemroduksian ideologi Khilafah HTI tidak terlepas dari ide Taqiyuddin an-Nabhani selaku pencetus Hizbut Tahrir yang memiliki tujuan membangun kembali Daulah Khilafah kedua di muka bumi. Ideologi Khilafah yang diproduksi oleh Taqiyuddin an-Nabhani dalam bentuk organisasi HT kemudian direproduksi kembali oleh Hizbut Tahrir di Indonesia yang kemudian disebarkan dan diterapkan melalui pembentukan jaringan dakwah kampus. Kedua, Perawatan ideologi HTI dilakukan dengan membentuk jaringan LDK yang memiliki tujuan sebagai perawatan serta penguatan doktrin ideologi Khilafah oleh Hizbut Tahrir di Indonesia. Ketiga, Upaya HTI mengembangkan dan mempertahankan paham ideologi Khilafah di Indonesia pasca pembubaran adalah dengan mengubah strategi LDK dalam menyebarkan ideologinya. Pasca pembubaran, HTI merubah strategi dakwah yang semula secara terang-terangan kembali bergerak secara sembunyi-sembunyi seperti dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada masaNya.

This paper analyzes how the ideology of the Caliphate was produced, maintained, and developed until after the dissolution of the Hizbut Tahrir organization in Indonesia. This study used two analytical data books entitled Draft Constitution of The Khilafah State and Hizbut Tahrir Manifesto for Indonesia: Indonesia, the Caliphate and the Reunification of the Islamic World. The use of critical discourse analysis in this study, especially the Ruth Wodak model analysis method, requires researchers to divide the analysis of the text, in understanding the text inseparable from the history of its journey. The journey takes place not only in the language dimension, but also in the thinking dimension of the text maker. Both are influenced by the psychological dimension of the text-maker interacting with the situation and state of communication. So that in understanding the two text data, it can be seen through three stages, namely the cognitive dimension, socio-psycological dimension and linguistic dimension. In addition, researchers also use Andrew Heywood's theory which explains that failure to actualize ideology can result in the emergence of counter-ideologies. This thesis found several important findings. First, the production of HTI's Khilafah ideology is inseparable from the idea of Taqiyuddin an-Nabhani as the originator of Hizbut Tahrir which has the aim of rebuilding the second Daulah Khilafah on earth. The Khilafah ideology produced by Taqiyuddin an-Nabhani in the form of the HT organization was then reproduced by Hizbut Tahrir in Indonesia which was then spread and implemented through the formation of a campus da'wah network. Second, the maintenance of HTI ideology is carried out by forming an LDK network which has the aim of maintaining and strengthening the doctrine of Khilafah ideology by Hizbut Tahrir in Indonesia. Third, HTI's effort to develop and maintain the Khilafah ideology in Indonesia after the dissolution is to change the LDK strategy in spreading its ideology. After the dissolution, HTI changed the strategy of da'wah which was originally openly back to move secretly like the da'wah carried out by the Prophet Muhammad during his time.

Kata Kunci : Ideologi Khilafah, Hizbut Tahrir Indonesia, Analisis Wacana Kritis

  1. S2-2022-466962-abstract.pdf  
  2. S2-2022-466962-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-466962-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-466962-title.pdf