Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konsep Smart City pada Kabupaten (Studi Kasus: Kabupaten Bantul)

Muhammad Akbar, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MURP., Ph.D.

2023 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Wilayah kabupaten dapat memiliki karakteristik yang berbeda dengan kabupaten lainnya. Perbedaan karakteristik tersebut dapat mempengaruhi penerapan konsep smart city pada kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan konsep smart city pada kabupaten baik secara umum maupun khusus berdasarkan karakteristik kabupaten dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan abduktif kualitatif dengan metode studi kasus untuk memperkaya topik penelitian smart city pada kabupaten. Penelitian ini menggunakan analisis deret waktu, transisi, dan triangulasi. Pemilihan Kabupaten Bantul sebagai studi kasus disebabkan memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Karakteristik Kabupaten Bantul yaitu kabupaten pesisir, memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan kota, dan memiliki potensi wilayah pada pertanian, industri, dan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep smart city pada kabupaten disesuaikan dengan karakteristik wilayah, potensi wilayah, dan kearifan lokal. Penerapan konsep smart city pada kabupaten menggunakan dimensi smart city yaitu smart governance, branding, economy, society, living, dan environment. Penerapan konsep smart city pada kabupaten secara umum memiliki kesamaan penerapan tiap kabupaten namun perbedaan terletak pada obyek yang didukung oleh program inovasi smart city berdasarkan karakteristik kabupaten yang dimiliki. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konsep smart city pada kabupaten dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor utama dan cabang. Faktor utama meliputi karakteristik wilayah, kepemerintahan, pendanaan, TIK dan SDM terampil, budaya masyarakat, dan inovasi. Faktor cabang meliputi pendidikan, ekonomi, permasalahan sosial, kebencanaan, persampahan dan limbah, dan sumber daya alam.

Regency areas can have different characteristics from other regencies. The differences in these characteristics can affect the application of the smart city concept in regencies. This study aims to examine the application of the smart city concept to regencies both in general and specifically based on regency characteristics and affecting factors. This study uses a qualitative abductive approach with a case study method to enrich the smart city research topic in regencies. This study uses time series analysis, transitions, and triangulation. The choice of Bantul Regency as a case study is due to its different characteristics from previous studies. The characteristics of Bantul Regency are that it is a coastal regency, has an area directly adjacent to the city, and has regional potential in agriculture, industry, and tourism. The results of the study show that the application of the smart city concept to regencies is adapted to regional characteristics, regional potential, and local wisdom. The application of the smart city concept to regencies uses the dimensions of a smart city, namely smart governance, branding, economy, society, living, and environment. The application of the smart city concept to regencies generally has similarities in the application of each regency, but the difference lies in the objects supported by the smart city innovation program based on the characteristics of the regencies owned. The factors that affect the application of the smart city concept in regencies are divided into two categories, namely main factors and branches. The main factors include regional characteristics, governance, funding, ICT and skilled human resources, community culture, and innovation. Branch factors include education, economics, social issues, disasters, waste, and natural resources.

Kata Kunci : Smart City, Kabupaten, Penerapan, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Smart City