Perkembangan Daerah Kekotaan Yogyakarta dan Pengaruhnya terhadap Fenomena Surface Urban Heat Island (SUHI) Menggunakan Cellular Automata
Dessy Ika Wijayanti, Bayu D.A. Nugroho, M.Agr., Ph.D.;Dr. Emilya Nurjani, M.Si.
2023 | Tesis | MAGISTER ILMU LINGKUNGANMobilitas tinggi Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan periwisata menyebabkan perembetan daerah kekotaan yang cukup pesat. Perembetan daerah kekotaan yang terjadi di daerah penelitian dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik. Salah satu dampak lingkungan fisik yaitu perubahan kualitas lingkungan berupa terjadinya perubahan iklim mikro berupa fenomena SUHI. Strategi mitigasi diperlukan untuk mennanggulangi dampak yang terjadi. Tujuan dalam dalam penelitian ini, yaitu: 1) menganalisis karakteristik perkembangan lahan terbangun dan fenomena Surface Urban Heat Island (SUHI) multi temporal, 2) menganalisis hubungan perkembangan lahan terbangun dengan fenomena SUHI, 3) membuat prediksi lahan terbangun dan fenomena SUHI tahun 2040, 4) menganalisis strategi mitigasi terkait perkembangan lahan terbangun dan fenomena SUHI. Model prediksi perkembangan lahan terbangun dan SUHI menggunakan model cellular automata. Pendekatan statistik spasial berupa analisis uji beda digunakan untuk analaisis karakteristik perkembangan lahan terbangun dan SUHI multi temporal sedangkan analisis autokorelasi spasial digunakan untuk mengetahui hubungan lahan terbangun dengan SUHI. Metode analisis SIG dan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganlisis strategi mitigasi. Variabel yang digunakan pada proses pemodelandan analisis perkembangan lahan terbangun yaitu jarak dari jalan arteri dan kolektor, jarak dari JORR, jarak dari kawasan pendidikan, jarak dari kawasan pariwisata, dan jarak dari lahan terbangun. Variabel yang digunakan pada proses pemodelan dan analisis SUHI yaitu jarak dari jalan arteri dan kolektor, jarak dari JORR, dan jarak dari lahan terbangunan. Hasil penelitian menujukkan karakteristik perkembangan lahan terbangun dipengaruhi secara kuat oleh variabel jarak dari jalan arteri dan kolektor, jarak dari JORR, dan jarak dari kawasan wisata sedangkan variabel yang sangat kuat mempengaruhi karateristik SUHI multi temporal untuk yaitu jarak dari jalan dan jarak dari bangunan. Hasil autokorelasi spasial menunjukkan adanya hubungan positif antara perkembangan lahan terbangun dengan fenomena SUHI. Prediksi lahan terbangun dan SUHI mengalami peningkatan luas sebesar 1.620,41 Ha untuk lahan terbangun dan sebesar 1.354,21 Ha untuk SUHI dari tahun 2020. Strategi mitigasi dampak negatif terkait perkembangan lahan terbangun dan SUHI berbasis tata ruang memerlukan keterlibatan pemerintah agar dapat berjalan secara efektif. Dominasi prediksi SUHI berada pada kawasaan permukiman perkotaan, sehingga strategi yang dapat digunakan yaitu adanya kebijakan untuk mendorong penggunaan cool roof, penggunaan green roof, penggunaan cool pavement.
The high mobility of Yogyakarta as a city of education and tourism has led to rapid urban sprawl. The urban sprawl that occurs in the study area can hurt the physical environment. One of the impacts of the physical environment is changes in environmental quality in the form of changes in microclimate in the form of SUHI phenomena. Mitigation strategies are needed to overcome the impacts that occur. The objectives of this study, namely: 1) analyze the characteristics of built-up land development and the multi-temporal Surface Urban Heat Island (SUHI) phenomenon, analyzing the relationship between built-up land development and SUHI phenomenon, 3) make predictions of built-up land and SUHI phenomenon in 2040, 4) analyzing mitigation strategies related to built-up land development and SUHI phenomenon. The prediction model of built-up land development and SUHI uses a cellular automata model. A spatial statistical approach in the form of difference test analysis is used to analyze the characteristics of built-up land development and multi-temporal SUHI while spatial autocorrelation analysis is used to determine the relationship between built-up land and SUHI. GIS analysis and qualitative descriptive methods were used to analyze mitigation strategies. The variables used in the modeling process and analysis of built-up land development are a distance from arterial and collector roads, distance from JORR, distance from educational areas, distance from tourism areas, and distance from built-up land. The variables used in the SUHI modeling and analysis process are the distance from arterial and collector roads, distance from JORR, and distance from developed land. The results showed that the characteristics of developed land development were strongly influenced by the variables of distance from arterial and collector roads, distance from JORR, and distance from tourist areas while the variables that strongly influenced the multi-temporal SUHI characteristics were a distance from roads and distance from buildings. The results of spatial autocorrelation show a positive relationship between the development of built-up land and the SUHI phenomenon. Predicted built-up land and SUHI increased in area by 1,620.41 Ha for built-up land and by 1,354.21 Ha for SUHI from 2020. Mitigation strategies for negative impacts related to the development of built-up land and SUHI based on spatial planning require government involvement to run effectively. The dominance of SUHI predictions is in urban residential areas so strategies that can be used are policies to encourage the use of cool roofs, the use of green roofs, and the use of cool pavement.
Kata Kunci : Daerah Kekotaan, Surface Urban Heat Island, Prediksi, Mitigasi