Siapa Cepat, Dia Dapat: Strategi Akumulasi Surplus Petani Kopi Dalam Rantai Pasok Kopi Trawas
ALFAN GHAFAR ZAKARIA, Prof. Dr. Pujo Semedi, M.A.
2023 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYARelasi ekonomi petani kopi di Trawas saat ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh pasar kapitalistik dimana kopi diproduksi dan didistribusikan melalui mekanisme rantai pasok. Sebagai wilayah penghasil kopi yang sempit dan kurang diperhitungkan oleh pasar, petani kopi Trawas memiliki cara tersendiri dalam mengoptimalkan proses dan pertukaran produksi yang terjadi diantara pelaku dalam rantai pasok kopi Trawas, meskipun seringkali petani menjadi mata rantai yang paling tidak diuntungkan secara ekonomi dari proses ini. Karena hal tersebut, petani utama yang sudah berkembang melakukan upaya untuk mendapatkan pendapatan melalui usaha tani yang mereka dirikan secara mandiri. Penelitian dilakukan selama 2 bulan di Desa Ketapanrame, Trawas dengan menggunakan metode observasi partisipatoris dan wawancara semi-terstruktur bersama informan yang didapat menggunakan snowball sampling. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana strategi yang dijalankan oleh petani kopi dengan mendirikan badan usaha tani di Trawas mampu mengakumulasi surplus pendapatan dengan mengambil peran ganda dalam pendistibusian hasil panen melewati mata rantai pasok. Melalui badan usaha tani tersebut, petani utama mampu melakukan pembagian kerja berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh setiap anggotanya dan menciptakan relasi patron-klien dengan menyediakan faktor produksi yang dibutuhkan oleh petani kecil. Meskipun demikian, dalam prosesnya petani kecil menjadi pelaku yang lemah dalam mata rantai pasok karena harus bergantung pada petani utama sebagai klien dalam struktur badan usaha tani dan tidak memiliki kuasa terhadap faktor produksi yang dimilikinya.
The current economic relations of coffee farmers in Trawas cannot be separated from the influence of the capitalistic market where coffee is produced and distributed through a supply chain mechanism. As a limited coffee-producing area and not being considered by the market, Trawas coffee farmers have their own way of optimizing the production process and exchanges that occur between actors in the Trawas coffee supply chain, although farmers are more often to be the weakest link in the supply chain that economically not benefited from this process. Because of this, the main farmers who have developed make efforts to get income through farming businesses that they set up independently. The research was conducted for 2 months in Ketapanrame Village, Trawas using participatory observation methods and semi-structured interviews with informants obtained using snowball sampling. This research shows how the strategy implemented by coffee farmers by establishing a farming business entity in Trawas is able to accumulate a surplus of income by taking on a dual role in distributing yields through the supply chain. Through these farming entities, main farmers are able to carry out the division of labor based on the expertise of each member and create patron-client relationships by providing the production factors needed by small farmers. However, in the process, small farmers become weak actors in the supply chain because they have to depend on the main farmers as clients in the structure of farming entities and do not have control over their production factors.
Kata Kunci : Kopi,Usaha tani,Proses produksi,Rantai pasok,Trawas