Ramuan Jamu Gendong Oleh Masyarakat Klaten: Telaah Etnobotanis
ARDI FEBRIYANTO, Prof. Dr. Purnomo, M.S.
2023 | Skripsi | S1 BIOLOGIJawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal adanya ramuan Jamu tradisional, demikian pula di daerah Klaten. Klaten memiliki potensi untuk meningkatkan industri Jamu karena beberapa penelitian menunjukkan di beberapa wilayah Klaten, sebagian masyarakatnya masih aktif menggunakan ramuan tumbuhan seperti jamu gendong. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui macam ramuan jamu gendong yang dihasilkan, spesies tumbuhan yang digunakan untuk meramu jamu gendong, dan bagian tanaman yang digunakan untuk meramu jamu gendong serta mengetahui takaran tradisional oleh peramu jamu di wilayah Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif berupa pernyataan yang didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan peramu jamu gendong, sedangkan metode kuantitatif didapatkan dengan menghitung nilai UVs (Use Values). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 macam ramuan jamu gendong yang diproduksi oleh peramu dan penjual jamu gendong di wilayah Klaten, yaitu ramuan beras kencur, kunir asem, godhong kates, godhong suruh, godhong sirsak, kulit manggis, pahitan/godogan/brotowali, gebyur, temulawak, jahe merah, gula asem, jahe, cabe puyang, godhong kelor dan galian parem. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh peramu jamu gendong berjumlah 39 spesies tumbuhan dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalahrimpang, biji, buah, daun, kulit kayu, bunga, kulit buah, dan batang. Takaran yang digunakan dalam mengukur bahan baku yakni menggunakan takaran tradisional seperti helai (daun), biji atau genggam (buah dan biji), jimpit dan ukuran jari tangan (rimpang) atau dengan menggunakan timbangan dengan satuan kilogram untuk pesanan jamu gendong dalam porsi besar. Spesies yang mendapatkan nilai UVs terbesar adalah asam jawa,sirih,jahe,kayu manis,kencur, kunyit,sambiroto, dan temuireng.
Central Java and Yogyakarta Special Region are well-known for the existence of traditional herbs, Klaten has the potential to improve the herbal medicine industry because some studies show that in some areas of Klaten, the community is still actively using plant ingredients such as herbal medicine ambulant. Research on herbal medicine along with traditional herbs is rarely done but the prospect of herbal medicine in the future is very high so research is needed to support the development of modern herbal medicine. The purposes of this research were find out the type of herbal potions, the species used forherbal potions, the plant parts used for herbal potions and knowing the traditional quantities of each plant part used by the herbal concoctor in the Klaten region. This research uses qualitative and quantitative methods. The qualitative method produced descriptive data in the form of words or oral information obtained through interviews with herbal concoctor, while the quantitative method is obtained by calculating the value of UVs (Use Values) or the usefulness value of certain plant species. The results were obtained from this research that there are 15 types of ambulant herbal medicine produced by sellers and herbal medicine concoctor in Klaten were beras kencur, kunir asem, godhong kates, godhong suruh, godhong sirsak, kulitmanggis, pahitan/godogan/brotowali, gebyur, temulawak, jahe merah, gula asem jahe, cabe puyang, godhong kelor and galian parem. There were 39 species of plants used by the herbal medicine concoctor with parts of the plants used starting from roots, rhizomes, stems, bark, fruit, fruit skins, seeds, flowers and leaves depending on the use of each species and the measurement used in measuring raw materials, namely used Traditional measured such as strands, handhelds, pinches and finger measurements or by using a kilogram weight for orders for large portions of jamu. Species that get the highest UVs values are tamarind, betel, ginger, cinnamon, aromatic ginger, turmeric, bitter, and temuireng.
Kata Kunci : Jamu Gendong, Etnobotani, Deskriptif, Use Values.