Laporkan Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMILIH MITRA PEREMAJAAN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

DESI RAHAYU, Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P

2023 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Perkebunan kelapa sawit rakyat di Riau sudah mencapai umur ekonomis (25 tahun) sehingga produktivitas menurun. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan peremajaan kelapa sawit (PKS). Pelaksanaan peremajaan kelapa sawit terdapat 2 model lembaga mitra yaitu mitra koperasi (KUD) dan inti-rakyat (PIR). Petani sebagai pelaku utama memiliki peran pengambilan keputusan dalam memilih lembaga mitra peremajaan kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara paket teknologi peremajaan kelapa sawit yang dilakukan oleh mitra KUD dan PIR, untuk mengetahui hubungan faktor ekonomi dan sosial dalam pengambilan keputusan memilih lembaga mitra peremajaan kelapa sawit dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani dalam memilih lembaga mitra peremajaan kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak yang ditentukan secara purposive. Metode sampling secara sensus pada mitra KUD dengan jumlah sampel 31 petani. Metode sampling secara acak sederhana pada mitra PIR dengan jumlah sampel 57 petani. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif, uji Pearson chi square, uji korelasi rank spearman dan regresi binary logistik. Terdapat perbedaan paket teknologi antara KUD dan PIR, diantaranya jenis bibit, jumlah tanaman/ha, jarak tanam, potensi produksi, dukungan BPDPKS, besaran bunga yang ditanggung, RAB PKS, dan sumber biaya. Faktor ekonomi dan sosial berhubungan dalam pengambilan keputusan memilih lembaga mitra peremajaan kelapa sawit. Faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan petani memilih lembaga mitra PKS adalah persepsi pendapatan petani, kehadiran penyuluhan, dan hak & kewajiban.

Smallholder oil palm plantations in Riau have reached their economic age (25 years), resulting in decreased plantation productivity. One alternative to overcome this problem is oil palm rejuvenation (OPR). In implementing oil palm rejuvenation, there are two prominent partner institutions, Village Unit Cooperative (VUC) and Nucleus Estate-Small Smallholder (NES). As the main actors, farmers are in the position to choose partner institutions for oil palm rejuvenation. The purposes of this study were to find out the differences between the oil palm rejuvenation technology packages carried out by VUC and PIR, to find out the relationship between economic and social factors in farmers' decision-making in choosing OPR partners, and to find out the factors that influence farmers' decisions in choosing oil palm rejuvenation partner institution. This research was conducted in Kerinci Kanan District, Siak Regency, which was determined purposively. The sampling method is by census on KUD partners with a sample of 31 farmers. Simple random sampling method on PIR partners with a total sample of 57. Data analysis used was descriptive, Pearson chi-square test, Spearman rank correlation test, and binary logistic regression. The technology packages carried out by VUC and PIR partners have several differences, including types of seeds, number of plants/ha, spacing, production potential, The Palm Oil Plantation Fund Management Agency (BPDPKS) support, amount of interest paid, OPR budget plan, and sources of funds. Economic and social factors are related to the decision-making of choosing OPR. Factors influencing farmers' decision-making in choosing OPR institutional partners are farmers' perceptions of income, the presence of extension services, and rights & obligations. Keywords: Decision, PIR Partners, Rejuvenation, VUC Partners.

Kata Kunci : Kata kunci: Keputusan, Mitra KUD, Mitra PIR, Peremajaan.

  1. S2-2023-471450-abstract.pdf  
  2. S2-2023-471450-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-471450-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-471450-title.pdf