Laporkan Masalah

Hubungan antara Sudut ANB dan Wits Appraisal pada Maloklusi Skeletal Orang Indonesia

GIANDRA HASNA ATHAYA, drg. Christnawati, M. Kes., Sp. Ort. (K); drg. Yanuarti Retnaningrum, Sp. Ort. (K)

2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGI

Sudut ANB merupakan gold standard dalam analisis sagittal sefalometri, namun demikian parameter ini masih memiliki kekurangan yang dapat memengaruhi hasil pengukuran. Kehadiran parameter baru seperti Wits appraisal dianggap mampu untuk mengeliminasi kekurangan sudut ANB. Perbedaan morfologi kraniosfasial pada berbagai populasi memengaruhi hasil pengukuran analisis sefalometri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara sudut ANB dan Wits appraisal pada maloklusi skeletal orang Indonesia. Penelitian cross-sectional dilakukan pada 63 sefalogram lateral orang Indonesia dengan kriteria: usia 18-25 tahun, gigi permanen lengkap, tidak memiliki anomali kraniofasial, serta tidak sedang dalam masa perawatan ortodonti dan ortognati. Pengukuran sudut ANB dan Wits appraisal dilakukan dengan software DBSWIN. Data hasil pengukuran diklasifikasikan berdasarkan maloklusi skeletal kelas I, II dan III kemudian dianalisis menggunakan uji Pearson's correlation atau Spearman's rho correlation sesuai dengan sebaran data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wits appraisal memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sudut ANB pada maloklusi skeletal kelas I, II, dan III orang Indonesia (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah semakin besar sudut ANB, maka semakin besar pula Wits appraisal pada maloklusi skeletal kelas I, II, dan III orang Indonesia.

The ANB angle is the gold standard in cephalometric sagittal analysis, however, this parameter still has flaws that can affect the measurement results. The presence of a new parameter such as the Wits appraisal is considered capable of eliminating the shortcomings of the ANB angle. The difference in craniofacial morphology in various populations affects the measurement results of cephalometric analysis. This study aimed to study the relationship between ANB angle and Wits appraisal in skeletal malocclusion of Indonesians. A cross-sectional study was conducted on 63 lateral cephalograms of Indonesians with the following criteria: age 18-25 years, complete permanent dentition, no craniofacial anomalies, and not currently under orthodontic and orthognathic treatment. ANB angle and Wits appraisal measurements were performed with DBSWIN software. Measurement data were classified based on skeletal malocclusion class I, II and III and then analyzed using Pearson's correlation or Spearman's rho correlation test according to data distribution. The results showed that Wits appraisal had a significant positive relationship with ANB angle in skeletal malocclusion class I, II, and III Indonesians (p<0.05). The conclusion of this study is that the greater the ANB angle, the greater the Wits appraisal in skeletal malocclusion class I, II, and III Indonesians.

Kata Kunci : sudut ANB, Wits appraisal, maloklusi skeletal, orang Indonesia

  1. S1-2023-430001-abstract.pdf  
  2. S1-2023-430001-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-430001-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-430001-title.pdf