Decarbonization in Indonesia's Manufacturing Industry: A Case of PT Jotun Indonesia

Niña Roselle H. Tinaja, Stein Oluf Kristiansen; Andre Tofteland; Amin Wibowo; Wiratni Budhijanto

2022 | Tesis | Magister Manajemen

Pertumbuhan industri manufaktur mendukung pengembangan ekonomi tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon karena sifatnya yang membutuhkan banyak sumber daya. Selain itu, dampak perubahan iklim tidak dapat diabaikan lagi dan memerlukan dekarbonisasi. Industri pun mulai memahami perlunya berpartisipasi dalam agenda ini dan menyadari peluang untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dekarbonisasi memerlukan tindakan kolektif dan tantangan yang dihadapi perusahaan- perusahaan di sektor manufaktur terlihat jelas saat mereka mengejar target pengurangan karbon. Makalah ini menggunakan teori stakeholder melalui model salience dan teori pandangan berbasis sumber daya untuk mengidentifikasi stakeholder yang relevan dan peran mereka untuk membantu industri manufaktur secara efektif mengurangi emisi karbon melalui pengembangan kemampuan dinamisnya. Ini juga menggunakan protokol gas rumah kaca untuk memberikan perkiraan emisi dalam industri dan menentukan tindakan pengurangan karbon potensial. Melalui studi kasus PT Jotun Indonesia, sumber emisi terbesar merupakan Lingkup 2, yaitu penggunaan listrik yang dibeli di negara tersebut. Melalui wawancara semi-terstruktur yang dilakukan, penelitian ini menemukan bahwa pemerintah, penyedia energi, dan industri manufaktur itu sendiri sebagai stakeholder yang memiliki salience terbesar. Hal tersebut menandakan kemampuan untuk mendukung tantangan sumber daya dan kemampuan yang dihadapi industri menuju dekarbonisasi. Secara keseluruhan, hal itu memberikan dukungan teoritis tambahan dalam teori stakeholder dan pembangunan kemampuan dinamis menuju pencapaian dekarbonisasi melalui upaya kolektif.

The manufacturing industry's growth supports economic development but at the same contributes to the rise of carbon emissions due to its resource-intensive nature. Moreover, the impacts of climate change can no longer be neglected and call for decarbonization. The industry is starting to understand the need to participate in the agenda and realize the opportunity of attaining sustainable competitive advantage through it. Decarbonization requires collective action and is evident in the challenges that companies in the manufacturing sector face as they pursue carbon reduction targets. This paper utilizes the stakeholder theory through the salience model and resource-based view theory to identify relevant stakeholders and their roles to help the manufacturing industry effectively reduce carbon emissions through the development of its dynamic capabilities. It also utilizes the greenhouse gas protocol to provide an estimation of emissions in the industry and determine potential carbon reduction actions. Through the case study of PT Jotun Indonesia, Scope 2 which is the use of purchased electricity in the country, was identified as the largest source of emission. Through semi- structured interviews conducted, the government, energy providers, and the manufacturing industry itself emerged as those with the greatest salience. Therefore, it signals the ability to support resource and capability challenges faced by the industry towards decarbonization. Overall, it provided additional theoretical support in stakeholder theory and dynamic capability building toward the achievement of decarbonization through collective effort.

Kata Kunci : Decarbonization, Carbon Reduction, Greenhouse Gas, Manufacturing Industry, Renewable Energy, Stakeholder Theory, Salience Model, Resource-based View Theory, Dynamic Capability