IMPLEMENTASI COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

HERI PURWANTO, Prof. Dr. Ahmad Maryudi dan Dr.soc.pol. Agus Heruanto Hadna

2023 | Tesis | MAGISTER KEPEMIMPINAN DAN INOVASI KEBIJAKAN

Kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun dengan luas cakupan dan jumlah titik api yang bervariasi. Kejadian ini sebenarnya telah diantisipasi, namun kurang efektif dalam melakukan pencegahan. Salah satu yang menjadi pusat perhatian bencana Karhutla adalah Kota Pontianak Kalimantan Barat. Sinergi yang terjalin ini sejalan dengan konsep collaborative governance yang merupakan bentuk kolaborasi terhadap suatu kejadian untuk mencapai tujuan yang sama. Berdasarkan konsep tersebut akan diteliti bagaimana implementasi sinergi yang terjadi dalam penangan kebakaran hutan dan apa saja yang menyebabkan kebakaran hutan masih terjadi meskipun telah digalangkan berbagai tindak pencegahan dan penanganan. Tujuan penelitian ini untuk memberikan penjabaran terperinci proses sinergi yang terjadi antara kodam dengan pemerintahan dalam menanggulangi kebakaran hutan. Metode kualitatif deskriptif digunakan dengan hasil berdasarkan wawancara dan observasi lapangan secara langsung. Hasil penelitian menyatakan implementasi kolaborasi dengan collaborative governance menggunakan 5 proses yaitu face to face dialogue, trust building, commitment to process, share understanding, dan intermediate outcomes untuk pencegahan dan penindakan kebakaran hutan namun memiliki masalah di tingkat kepedulian masyarakat yang masih ingin melakukan pembakaran karena prosesnya yang cepat dan ekonomis. Hal ini menjadi koreksi stakeholder untuk lebih memeberikan edukasi dan tindak jera kepada pelaku pembakaran agar tidak terulang kejadian yang sama dikemudian hari.

Forest and land fires occur every year with varying coverage areas and the number of hotspots. This event has been anticipated, but less effective in prevention. One of the areas that has become the center of attention for the Karhutla disaster is the City of Pontianak, West Kalimantan. This synergy is in line with the concept of collaborative governance which is a form of collaboration on an event to achieve the same goal. Based on this concept, it will be examined how to implement the synergy that occurs in handling forest fires and what causes forest fires to still occur even though various prevention and handling measures have been promoted. The purpose of this study is to provide a detailed description of the synergy process that occurs between the regional military command and the government in tackling forest fires. Descriptive qualitative method was used with results based on interviews and direct field observations. The results of the study stated that the implementation of collaboration with collaborative governance uses 5 processes, namely face to face dialogue, trust building, commitment to process, share understanding, and intermediate outcomes for the prevention and prosecution of forest fires but has problems at the level of public awareness that they still want to burn because of the process fast and economical. This is a correction for stakeholders to provide more education and deterrence to perpetrators of arson so that the same incident does not happen again in the future

Kata Kunci : Lembaga Pemerintah, Kebakaran Hutan dan Lahan, Kota Pontianak, Collaborative Governance