PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK LANSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI WILAYAH
RISKY PRIMASTUTI, Dr. Sukamdi, M.Sc. ; Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si.
2023 | Tesis | MAGISTER GEOGRAFIINTISARI Setiap wilayah memiliki karakteristik yang beragam, salah satunya pada kondisi lansia di Indonesia yang masih terdapat kesenjangan antar wilayah. Selain karakteristik lansia yang beragam kondisi sosial-ekonomi setiap provinsi juga beragam. Agar kebijakan terkait lanjut usia dapat tepat sasaran, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sebaran kategori kualitas lansia berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi, dan kesehatan menurut provinsi di Indonesia, (2) menganalisis sebaran kondisi sosial ekonomi menurut provinsi di Indonesia, dan (3) menganalisis hubungan indikator pembangunan sosial ekonomi (IPM, kemiskinan, dan PDRB perkapita) dengan kategori kualitas lansia provinsi di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah 34 provinsi di Indonesia, dengan sumber data dari publikasi BPS (Hasil Susenas dan Sakernas 2021). Penentuan kualitas lansia dilakukan dengan analisis klastering non hierarki K-means, klasifikasi kondisi sosial ekonomi dilakukan melalui skoring IPM, pendapatan perkapita, dan kemiskinan di suatu wilayah, sedangkan korelasi kualitas lansia dengan indikator sosial-ekonomi dilakukan dengan analisis spearman rank. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada tahun 2021 terdapat 19 provinsi dengan kualitas lansia kurang baik, enam provinsi dengan kulitas lansia baik, dan 19 provinsi dengan kualitas lansia baik. Kondisi sosial ekonomi baik terdiri dari enam provinsi, kondisi sosial ekonomi kurang baik enam provinsi, dan kondisi sosial ekonomi sedang 22 provinsi. Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan kualitas lansia provinsi di Indonesia adalah searah, signifikan, dan memiliki keeratan cukup kuat. IPM dan PDRB perkapita memiliki hubungan yang searah, keeratan cukup kuat, dan signifikan dengan kualitas lansia provinsi. Sedangkan persentase penduduk miskin memiliki hubungan yang signifikan, cukup kuat, namun bertolak belakang dengan kualitas lansia provinsi. Kata Kunci: Kualitas Lansia, klastering, Sosial-Ekonomi Wilayah
ABSTRACT Every region has various characteristics, one of which is the condition of the elderly people in Indonesia, where there are still disparities between regions. In addition to the characteristics of the elderly, the socio-economic conditions of every province also diverse. So that policies of older peolpe can be right on target, his further research aims to (1) analyze the distribution of elderly quality categories based on social, economic and health characteristics by province in Indonesia, (2) analyze the distribution of socio-economic conditions by province in Indonesia, and ( 3) analyze the relationship between indicators of socio-economic development (HDI, poverty, and GRDP per capita) with the quality categories of provincial elderly in Indonesia. The unit of analysis for this research is 34 provinces in Indonesia, with data sources from BPS publications (Susenas and Sakernas 2021 results). Determining the quality of the elderly is carried out by means of non-hierarchical clustering K-means analysis, classification of socio-economic conditions is carried out through scoring of HDI, GRDP per capita, and poverty in an area, while the correlation of the quality of the elderly with socio-economic indicators is carried out by Spearman rank analysis. The results of this study show that in 2021 there will be 19 provinces with poor elderly quality, six provinces with good elderly quality, and 19 provinces with good elderly quality. Good socio-economic conditions consist of six provinces, six provinces with poor socio-economic conditions, and moderate socio-economic conditions in 22 provinces. The relationship between socio-economic conditions and the quality of provincial elderly in Indonesia is unidirectional, significant, and has a fairly strong relationship. HDI and GRDP per capita have a unidirectional relationship, quite strong, and significant relationship with the quality of the provincial elderly. Meanwhile, the percentage of poor people has a significant, quite strong, but contradictory relationship with the quality of the provincial elderly. Keywords: Quality of the Elderly, clustering, Regional Socio-Economy
Kata Kunci : Kualitas Lansia, klastering, Sosial-Ekonomi Wilayah