ANALISIS LAHAN ANDIL YANG DITINGGALKAN PESANGGEM PADA PENGELOLAAN HUTAN JATI OPTIMAL (Management Regimes) Studi kasus di RPH Sareng BKPH Dagangan KPH Madiun
Rahmanta Setiahadi, Prof. Dr. Ir. Hasanu Simon
2000 | Tesis | S2 Ilmu KehutananPerkembangan hubungan antara pengelolaan hutan dengan kebutuhan masyarakat terns berubah dengan cepat, oleh karena itu perencanaan hutan harus tampil di depan dan memberikan arahan yang tepat. Model pengelolaan hutan harus dirancang dalam bet?erapa altematif dan pilihan sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan. Keputusan yang dipilih akan berhadapan dengan masalah di masa mendatang dan bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Salah satu keputusan yang dipakai sebagai strategi perencanaan pembangunan wilayah adalah PHJO (Pengelolaan Hutan Jati Optimal) yang merupakan model operasional kehutanan sosial (social forestry). Landasan dan prosedure sistem ini sama sekali berbeda dengan sistem pengelolaan hutan konvensional (timber management). Perbedaan ini sangat mendasar yang dimulai dari tujuan pengelolaan hutan, cara merumuskan tujuan, prosedure perencanaan dan cara menyusun rekayasa sistem silvikultur. Program PHJO pola MR III dan MR IV di KPH Madiun yang telah dilak-sanakan pada lahan andil (plong-plongan) seluas 855,9 ha. Sampai tahun 1998, lahan yang masih digarap oleh pesanggem banya 67,5 persen (577,7 ha), sedang sisanya 32,5 persen (278,2 ha) telah ditinggalkan pesanggem. Di wilayah RPH Sareng BKPH Dagan gan KPH Madiun, kegiatan MR III yang dilaksanakan tahun 1991 clan 1993 pada lahan seluas 292,4 ha, terdapat lahan ansil seluas 162 ha (55,4 persen) telah ditinggalkan pesanggem karena berbagai sebab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek sosial yang mempengaruhi pesanggem meninggalkan lahan andil setelah tahun ketiga, sekaligus untuk mengetahui tingkat ketertarikan tenaga kerja bukan pesanggem dalam program PHJO. Metode penelitian ini mengeimakan metode penelitian survai, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan jawaban dalam bentuk multip/e-choise. Analisis data diarahkan pada model analisis regresi berganda (multiple regression). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan pesanggem meninggalkan lahan andil secara siginifikan dipengaruhi oleh motivasi keikutsertaan dalam PHJO, adanya alternatif pekerjaan lain, kejelasan kontrak kerja, masalah permodalan dan pemasaran basil, peran lembaga KTH yang kurang dan rasio luas lahan dengan tenaga kerja. Sedangkan bagi tenaga kerja bukan pesanggem, tingkat ketertarikan dalam. program PHJO dipengaruhi oleh rasio luas lahan dengan tenaga kerja, kejelasan kontrak kerja, motivasi keikutsertaan dalam PHJO, masalah permodalan clan pemasaran basil, peran lembaga KTH dan adanya altematif pekerjaan lain.
The relation improvement in between forest management with society welfare straight fast changes, therefore forest planning have to step forward and hand over exactly direct. Forest management model must design in several alternatives and choise until can make decisions. Decision elected front on problem in future and be able predicted happened. The one of decision as regional development planning strategy is PHJO (Optimum of Teak Forest Management) like social forestry operational model The basic and procedure this system different with timber management system. This basic difference start from forest management goal, formulate goal manner, planning procedure and silviculture system manufacture. PHJO program model MR III and MR IV in Forest District of Madiun implemented on forest land (plong-plongan) width area 855,9 hectare. Until 1998, pesanggem work the forest land only 67 ,5 percent ( 577, 7 hectare), while remainder 32,5 percent (278,2 hectare) already left. In Forest Police Resort of Sareng, Sub-Forest District Dagangan, Forest District Madiun, MR III program implemented 1991 and 1993 on forest land width 292,4 hectare, there is estimated pesanggem left forest land width 162 hectare (55,4 percent). The purposive of the research to known social aspect influence pesanggem left forest land after the third years, and to known interesting workers non pesanggem in PHJO program. Research metodology using survey research metode, data collection with closing questionary and answered in multiple choise form. Data analysis direct on multiple regression analysis model. The result of the research recorded that pesanggem left forest land in a significance influence motivation participation on PHJO, the others activity, work contract clarity, capital and yield market, the role of forest farmer organization, and land area with workers ratio. In other side, interesting workers non pesanggem on PHJO in a significance influence land area with workers ratio, work contract clarity, motivation participation on PHJO, capital and yield market, the role of forest farmer organization and the others activity.
Kata Kunci : Pengelolaan Hutan,Lahan Pesanggem