Perbedaan Kelompok Mekanisme Pertahanan Ego (Image Distorting, Affect Regulating dan Adaptive) Antara Prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang Probable Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan yang Tidak PTSD

LENDY MARGANA, dr. Irwan Supriyanto, Ph.D., Sp.KJ; dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ(K)

2022 | Tesis-Spesialis | ILMU KEDOKTERAN JIWA

Latar Belakang: Stres merupakan ketegangan yang dirasakan secara fisik, mental dan emosional serta erat kaitannya dengan kondisi trauma psikologis seseorang. Kondisi stres dan kejadian traumatik tersebut dapat mengakibatkan PTSD (Post-traumatic Stress Disorder). PTSD pada laki-laki lebih sering dikarenakan oleh peristiwa terkait serangan fisik, peperangan, penculikan atau penawanan, sedangkan perempuan lebih diakibatkan oleh trauma seksual. Selain beberapa faktor tersebut, terdapat pula faktor internal lain yang berpengaruh terhadap terjadinya PTSD yaitu defense mechanism. Salah satu profesi yang rawan mengalami kondisi stres dan peristiwa traumatik adalah tentara. Prajurit TNI-AD merupakan profesi yang berat, karena diperlukan kemampuan yang handal, fisik yang prima dan mental yang kuat. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan mental prajurit adalah mekanisme pertahanan ego dari masing-masing individu yaitu bagaimana cara diri merespon stressor yang ada. Tanpa adanya mekanisme pertahanan ego yang sesuai, dapat menyebabkan munculnya PTSD. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan kelompok mekanisme pertahanan ego (image distorting, affect regulating dan adaptive) antara prajurit TNI-AD yang probable PTSD dan yang tidak PTSD Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan cross sectional. Subjek penelitian adalah prajurit TNI-AD di Kikav 2. Instrumen yang digunakan adalah Defense Style Questionnaire 60 (DSQ-60) dan Posttraumatic Stress Disorder Checklist for DSM-V (PCL-5). Analisis hasil dilakukan dengan chi-square dan uji regresi logistik multipel. Hasil: Dari 100 responden, mekanisme pertahanan ego yang digunakan adalah kelompok affect regulating (73%) dan adaptive (27%); probable PTSD sebesar 18% dan tidak probable PTSD sebesar 82%. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok mekanisme pertahanan ego antara prajurit TNI-AD (N=100) yang probable PTSD dan yang tidak probable PTSD (p=0,142). Variabel-variabel yang memiliki perbedaan bermakna terhadap probable PTSD antara lain: Usia (p=0,018), Status pernikahan (p=0,004), Lama bekerja (p=0,049), Pangkat (p=0,003). Hasil uji regresi multivariat menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap probable PTSD adalah status pernikahan (p=0,008; Exp (B) = 0,121) dan riwayat trauma sebelumnya (p=0,044; Exp (B) = 3,248). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok mekanisme pertahanan ego antara prajurit TNI-AD yang probable PTSD dan yang tidak probable PTSD. Status pernikahan dan riwayat trauma sebelumnya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap probable PTSD.

Background: Stress is a tension that is felt physically, mentally and emotionally and is closely related to the condition of a person's psychological trauma. These stressful conditions and traumatic events can lead to PTSD (Post-traumatic Stress Disorder). PTSD in men is more often caused by events related to physical assault, warfare, kidnapping or captivity, while women are more likely to result from sexual trauma. Apart from these factors, there are also other internal factors that influence the occurrence of PTSD, namely the defense mechanism. One of the professions that is prone to experiencing stressful conditions and traumatic events is the army. Army soldiers are a tough profession, because they need reliable abilities, excellent physical and mental strength. One of the factors that affect the mental resilience of soldiers is the ego defense mechanism of each individual, namely how the self responds to existing stressors. In the absence of appropriate ego defense mechanisms, PTSD can develop. Objective: To find out the difference between groups of ego defense mechanisms (image distorting, affect regulating and adaptive) between army soldiers with probable PTSD and non-PTSD. Method: This research was conducted with the type of cross sectional. The research subjects were Indonesian Army soldiers in Kikav 2. The instruments used were Defense Style Questionnaire 60 (DSQ-60) and Posttraumatic Stress Disorder Checklist for DSM-V (PCL-5). The analysis of the results was carried out using chi-square and miltiple logistic regression test. Result: Of the 100 respondents, the ego defense mechanisms used are affect regulating (73%) and adaptive (27%); probable PTSD by 18% and not probable PTSD by 82%. There was no significant difference in the ego defense mechanism group between Army soldiers (N=100) with probable PTSD and non-probable PTSD (p=0.142). The variables that had significant differences in probable PTSD were: Age (p=0.018), Marital status (p=0.004), length of work (p=0.049), rank (p=0.003). The results of the multivariate regression test showed that the factors that influenced probable PTSD were marital status (p = 0.008; Exp (B) = 0.121) and a history of previous trauma (p = 0.044; Exp (B) = 3.248). Summary: There is no significant difference in the ego defense mechanism group between Army soldiers with probable PTSD and non-probable PTSD. Marital status and history of previous trauma are factors that influence probable PTSD.

Kata Kunci : Defense mechanism, PTSD, TNI-AD