PERBEDAAN DOSIS RADIASI PADA RADIOGRAFI INTRAORAL, PANORAMIK, DAN CONE BEAM COMPUTED TOMOGRAPHY MENGGUNAKAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER
LIA RAHMAWATI, Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih, MDSc.; drg. Ryna Dwi Yanuaryska, Ph.D
2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGIPengukuran dosis paparan radiasi pada radiografi dental sangat penting dilakukan karena adanya risiko timbulnya efek radiasi bagi pasien maupun pekerja radiasi. Tujuan dari karya ini adalah mereview perbedaan dosis paparan radiasi pada radiografi intraoral, panoramik, maupun CBCT menggunakan Thermoluminescent Dosimeter (TLD). Pencarian sumber pustaka pada evaluasi ini menggunakan database PubMed, Science Direct, dan Oxford Academic Journal dengan kriteria inklusi berupa artikel yang terbit pada rentang tahun 2012 - 2022, artikel mengenai pengukuran dosis radiasi pada radiografi dental, research article, dan artikel menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Kriteria eksklusi berupa artikel yang hanya menampilkan abstrak, article review, artikel yang menunjukkan duplikasi, dan artikel yang full text-nya tidak dapat diakses. Total artikel yang di-review adalah 35. Hasil review menunjukkan bahwa radiografi CBCT menghasilkan dosis efektif yang paling tinggi dibandingkan radiografi intraoral maupun panoramik. Dosis efektif pada radiografi intraoral paparan tunggal 0,1 - 5 Mikrosievert, full mouth 15 Mikrosievert, panoramik 3,85 - 75 Mikrosievert serta CBCT 55,18 - 366 Mikrosievert. Radiografi CBCT memberikan dosis efektif yang relatif lebih tinggi daripada panoramik maupun intraoral, namun dosis efektif CBCT dapat lebih rendah daripada panoramik tergantung dari jenis dan kondisi paparan alat, imaging protocol, sensitivitas detektor terhadap radiasi, jumlah dan lokasi TLD, jenis kelamin dan posisi phantom, serta variasi dalam faktor khusus yang digunakan pada mesin. Berdasarkan review terhadap hasil penelitian menggunakan TLD pada phantom, maka organ yang menerima dosis tinggi pada ketiga teknik radiografi adalah kelenjar ludah.
Measurement of radiation exposure dose in dental radiography is very important related to the risk of radiation effects for patients and radiation workers. The purpose of this work was to review the differences of radiation exposure dose on intraoral, panoramic, and CBCT radiographs using Thermoluminescent Dosimeter (TLD). The literature search for this review used PubMed, Science Direct, and Oxford Academic Journal databases with inclusion criteria such as articles published in 2012 - 2022, articles on radiation dose measurement in dental radiography, research articles, and articles using Indonesian or English. Exclusion criteria were articles that only contains abstracts, review articles, articles with duplication, and articles that cannot be accessed in full text. The total number of articles reviewed were 35. The results of the review reveals that CBCT provided the highest effective dose compared to intraoral and panoramic radiography. The effective doses obtained by single exposure intraoral radiography were 0,1 - 5 Mikrosievert, full mouth 15 Mikrosievert, panoramic 3,85 - 75 Mikrosievert and CBCT 55,18 - 366 Mikrosievert. Factors that influenced the difference in effective dose are the type and exposure conditions of the device, imaging protocol, detector sensitivity to radiation, number and location of TLDs, gender and position of the phantom, and variations in inherent machine-specific factors. The CBCT radiographic technique provided a relatively higher effective dose than panoramic or intraoral, but the effective dose of CBCT could be lower than panoramic depending on the detector sensitivity of the radiographic device used. Based on a review among studies using TLD on phantoms, the organ that received the highest dose in all three radiographic techniques was the salivary gland.
Kata Kunci : dosis radiasi, radiografi dental, dosimeter, Thermoluminescent Dosimeter.
