Pembiayaan pasien rawat inap peserta wajib PT (Persero) Askes Indonesia di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

MOEBARI, drg. Julita Hendrartini, M.Kes

2003 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Biaya pelayanan kesehatan terus mengalami peningkatan, dan sangat dirasakan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan, pemakai pelayanan, maupun sumber-sumber pembiayaan kesehatan. Biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan pasien rawat inap peserta wajib PT Askes Indonesia di RSUD Wonosari, tidak seluruhnya terbayar yang disebabkan adanya perbedaan tarif umum rumah sakit dan tarif PT Askes Indonesia. Alternatif pembiayaan untuk pasien ini memerlukan keterlibatan seluruh stake holder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selisih pembiayaan pasien rawat inap peserta wajib PT Askes Indonesia, dan alternatif pembiayaannya. Metode: Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Unit analisis penelitian adalah pembiayaan pasien rawat inap peserta wajib PT Askes Indonesia selama tahun 2001-2002. Subyek penelitian adalah Stake holder eksternal dan internal. Hasil Penelitian: Analisis kuntitatif menunjukkan pasien rawat inap peserta wajib PT Askes Indonesia yang menempati kelas perawatan sesuai hak peserta 31,56%, 69,44% memilih pindah kelas. Selisih biaya antara tarif PT Askes dan tarif umum rumah sakit rata-rata 73,72%. Rata-rata biaya per peserta tarif PT Askes adalah 26,28% per peserta, atau 33,09% per hari perawatan dari biaya tarif umum rumah sakit. Alternatif pembiayaan yang disepakati adalah dengan iur biaya (cost sharing). Sebanyak 70,58% dari 17 orang responden peserta bersedia membayar selisih biaya pelayanan. Pemerintah Daerah memberikan subsidi kepada peserta yang dibayarkan kepada rumah sakit. Kesimpulan: Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa selisih biaya antara tarif RSUD Wonosari dengan tarif PT Askes Indonesia atas pelayanan pasien rawat inap peserta wajib tahun 2001 – 2002 adalah sebesar ratarata 73,72 persen, dan dengan tarif Askes terakhir yang berlaku mulai Oktober 2002 sebesar 52,17 persen. Terdapat perbedaan persepsi atas pembiayaan pasien rawat inap peserta Askes wajib PT Askes Indonesia di RSUD Wonosar i, dan alternatif pembiayaan yang disepakati adalah dengan iur biaya (cost sharing). Iur biaya dibayar oleh Pemerintah Daerah sebagai subsidi kepada peserta yang dibayarkan kepada rumah sakit, dan sebagian dapat dibebankan kepada peserta dengan cara per kasus pasien.

Background: The health service cost is continuously increasing and felt by health service providers, health service consumers, and health cost agencies. The cost of inpatient service for the members of PT Askes Indonesia in Wo nosari District Hospital is not wholly paid as a result of different cost between hospital and PT Askes Indonesia. The alternative cost for a patient needs the involvement of all stakeholders. This study was aimed at finding out the inpatient cost difference between members of PT Askes Indonesia and other cost alternatives. Method: This was a descriptive quantitative and qualitative study. The analysis unit was inpatient cost of the members of PT Askes Indonesia during 2001-2002. The subjects were internal and external stakeholders. Results: The quantitative analysis showed that 31.56% inpatients of PT Askes members make use appropriate service class while 69.44% chose to change the class. The cost difference between PT Askes and hospital was 73.72% in average. The average cost of PT Askes members was 26.28% per member or 33.09% per treatment day of the hospital cost. The agreed alternative cost was cost sharing. Seventy point fifty eight per cent from 17 respondents were willingness to pay the difference. The local authority subsidized members by for the hospital cost. Conclusion: The cost difference between Wonosari District Hospital and PT Askes Indonesia for inpatient service in 2001-2002 was 73.72% and the difference from the latest Askes cost effective since October 2002 was 52.17%. There was difference of perception of inpatient cost for PT Askes members in Wonosari District Hospital and the agreed cost alternative was cost sharing. The cost sharing was paid by the Local Authority as subsidy to the members paid to the hospital and some of the cost were paid by the members per case.

Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Pembiayaan Pasien,Peserta Askes