Antara Ie dan Dadia: Analisis Perbandingan Nilai Budaya dalam Upacara Kematian Soushiki pada Masyarakat Jepang dan Upacara Ngaben pada Masyarakat Hindu Bali
PUTU KRISNA ARIANI, Robi Wibowo, S.S., M.A.
2023 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGPenelitian ini membahas mengenai perbandingan pada upacara kematian soushiki yang dilakukan oleh masyarakat Jepang dan upacara ngaben yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rangkaian prosesi serta menjabarkan perbedaan dan persamaan dari kedua upacara tersebut, dilihat dari nilai budaya yang terkandung di dalamnya, yakni ie dan dadia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang diperoleh dari buku, jurnal, serta data kepustakaan yang menunjang penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upacara soushiki dan upacara ngaben masing-masing memiliki tiga rangkaian prosesi utama, meliputi persiapan upacara, pelaksanaan upacara, dan kegiatan setelah upacara. Selain itu, upacara soushiki dan ngaben memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat dari rangkaian prosesi serta sistem kekerabatan ie dan dadia yang melandasi berlangsungnya upacara soushiki dan ngaben. Pada intinya, peneliti menemukan tiga poin utama dalam perbandingan nilai budaya pada upacara soushiki dan ngaben. Pertama, pelaksanaan upacara soushiki dan ngaben memiliki kaitan yang erat dengan kepercayaan, yaitu Buddha pada upacara soushiki dan Hindu pada upacara ngaben. Kedua, pelaksanaan soushiki dan ngaben sebagai upacara kematian memiliki fungsi yang serupa, yakni mengembalikan arwah ke tempat asalnya. Ketiga, pelaksanaan upacara soushiki dan ngaben dilandasi oleh ie dan dadia sebagai suatu konsep yang menyangkut hubungan kekerabatan pada masyarakat, khususnya masyarakat Jepang dan Bali.
This research compares the soushiki funeral ceremony held by the Japanese community to the ngaben ceremony held by the Balinese Hindu community. The purposes of this research are to investigate the series of processions and highlight the differences and similarities of the two ceremonies, seen from the cultural values contained in them, such as ie and dadia. This research employed descriptive qualitative method with data obtained from books, journals, and literature data that support the research. The findings of this research suggest that the soushiki ceremony and ngaben ceremony each have three main series of processions, including preparation, performance, and post-ceremony activities. Furthermore, soushiki and ngaben ceremonies have similarities and differences that can be seen from the series of processions as well as the ie and dadia kinship systems that underlie the performance of soushiki and ngaben ceremonies. This research found three main points in the comparison of cultural values in the soushiki and ngaben ceremonies. First, the performance of soushiki and ngaben ceremonies is related to beliefs, which are Buddhist in the soushiki ceremony and Hindu in the ngaben ceremony. Second, the soushiki and ngaben ceremonies as funeral ceremonies have similar functions, which is to return the spirit to its place of origin. Third, the implementation of soushiki and ngaben ceremonies is based on ie and dadia as a concept related to kinship relations in society, especially Japanese and Balinese society.
Kata Kunci : soushiki, ngaben, komparasi lintas budaya