Analisis Pengaruh Jenis Kelamin dan Proporsi Jumlah Berita Terhadap Kemampuan Identifikasi Berita Hoaks dengan Pendekatan Signal Detection Theory
SYARIFAH KHOIRIYAH, Ir. Fitri Trapsilawati, S.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2023 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIKemajuan teknologi berdampak pada masifnya berita yang disajikan untuk masyarakat, Digital News Report 2022 yang dirilis oleh Reuters Institute menyatakan bahwa 88% masyarakat pengguna internet di Indonesia mengakses berita secara daring. Proses pemberitaan melalui media digital dituntut untuk menyajikan berita dengan cepat sehingga pengguna media teknologi tidak jarang mendapatkan berita yang dapat dipertanyakan keasliannya. Berita pada media digital yang beredar tidak semua benar, berita hoaks yang mengelilingi masyarakat di antara berita fakta yang tersebar berdampak negatif hingga penyebaran berita hoaks di kalangan masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan ketidakmampuan seseorang dalam mengidentifikasi keakuratan berita yang didapatkan, penentuan keakuratan berita oleh seseorang berkorelasi dengan bagaimana seseorang berproses dalam berpikir untuk dapat mengambil keputusan, dalam hal ini yaitu kemampuan seseorang dalam menentukan keakuratan berita yang didapatkan dan/atau disebarluaskan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai kemampuan masyarakat Indonesia dalam identifikasi berita hoaks melalui faktor jenis kelamin, proporsi berita yang dibedakan menjadi empat kelompok serta interaksi antara jenis kelamin dan proporsi berita menggunakan metode signal detection theory dengan tiga parameter yaitu sensitivitas, bias respons, dan akurasi. Penelitian ini menggunakan total 50 berita yang ditampilkan kepada masing-masing responden dengan jumlah kategori berita yang sama namun proporsi jumlah berita hoaks dan berita fakta berbeda yang terbagi pada empat kelompok. Responden penelitian ini adalah masyakarat Indonesia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berjumlah 400 orang dengan 100 orang pada masing-masing kelompok proporsi berita. Berdasarkan hasil penelitian yang diindikasikan oleh nilai sensitivitas, bias respons, dan akurasi menunjukkan bahwa kemampuan dalam mengidentifikasi berita hoaks pada perempuan dan laki-laki adalah sama dan seseorang lebih baik dalam mengidentifikasi berita hoaks saat mendapatkan berita hoaks yang lebih banyak daripada berita fakta. Interaksi interaksi antara jenis kelamin dan proporsi berita terjadi perbedaan kemampuan antara laki-laki dan perempuan saat keduanya diberikan jumlah berita hoaks yang lebih banyak (30) dan berita fakta yang lebih sedikit (20).
Technological advancements impact the enormous amount of news presented to the public. Technological advancements impact the enormous amount of news presented to the public. The Digital News Report 2022 released by the Reuters Institute states that 88% of internet users in Indonesia access news online. The process of news reporting through digital media differs from printed media because digital media is required to release the news quickly, so the authenticity of the news can be questionable. Not all of the news on digital media circulating is true, the hoax news around the fact news has a negative influence on the spreading of hoax news among the public. The influence of the authenticity of news is a consequence of the human inability to identify the accuracy of the news obtained, determining the accuracy of news by someone correlates with how one processes thinking to be able to make decisions. In alignment with the phenomena, this study discusses the ability of the Indonesian people to identify hoax news through gender, the proportion of news divided into four groups, and the interaction between gender and the proportion of news using the signal detection theory method with three parameters namely sensitivity, response bias, and accuracy. This study uses 50 news shown to each respondent with the same number of news categories but different proportions of hoax news and fact news, which were divided into four groups. Respondents in this study are 400 Indonesian people, consisting of male and females, with 100 people in each group of proportion. The study shows that in the value of sensitivity, response bias, and accuracy, women and men are similar in ability to identify hoax news. Also, people are better at identifying hoax news when they are exposed to more hoax news than fact news. In the interaction between gender and news proportions, there is a difference in ability between men and women when in more hoax news (30) and less fact news (20).
Kata Kunci : Signal Detection Theory, Berita Hoaks, Jenis Kelamin, Proporsi Berita, Interaksi Jenis Kelamin dan Proporsi Berita