Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Keuangan Kabupaten/Kota Pulau Jawa: Tahun 2015-2020
DANIS ARDIYANTO, Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc.
2023 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanSalah satu tujuan desentralisasi fiskal adalah daerah memiliki kemandirian keuangan yang mengharuskan pemerintah daerah memiliki kemampuan dalam menggali potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan mampu mengelola pendanaan yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Kemandirian keuangan dihitung dengan rasio realisasi PAD terhadap realisasi total pendapatan daerah, semakin besar PAD yang dihasilkan maka rasio yang dihasilkan akan semakin besar yang berarti daerah mengurangi ketergantungan dari dana transfer pemerintah pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa besar pengaruh variabel indikator kondisi keuangan terhadap kemandirian keuangan pada 113 kabupaten dan kota di Pulau Jawa. Periode dalam penelitian ini adalah tahun 2015 sampai dengan 2020, dengan menggunakan variabel bebas: belanja pegawai, PDRB per kapita, kepadatan penduduk, upah minimum kabupaten/kota (UMK), aset tetap dan jumlah penduduk miskin. Alat analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan metode FE (Fixed Effect Model ). Hasil estimasi penelitian menggunakan model FE dengan estimator Driscoll-Kraay menunjukkan bahwa indikator kondisi keuangan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian keuangan pada 113 kabupaten/kota di Pulau Jawa selama 2015 sampai dengan 2020 adalah kepadatan penduduk, dan aset tetap pada alpha=5% , sedangkan PDRB dan jumlah penduduk miskin berpengaruh positif dan signifikan pada alpha=10%. Sementara itu, belanja pegawai dan UMK tidak signifikan mempengaruhi kemandirian keuangan
Fiscal decentralization aims to give regions financial independence, which requires local governments to have the ability to generate their own sources of income and manage funding used to finance government operations. Financial independence is measured by the ratio of locally generated income to total realized regional income, and the larger the locally generated income, the larger the ratio will be, indicating that the region is reducing its dependence on transfer funding from the central government. This study aims to determine and analyze the extent of the effect of financial condition indicator variables on financial independence in 113 districts and cities on Java Island. The period of this study is from 2015 to 2020, using independent variables: employee expenses, gross regional domestic product per capita, population density, minimum wage for districts/cities, fixed assets, and number of poor people. The data panel regression with FE (Fixed Effect Model) method is used as an analysis tool. The data panel regression analysis with the FE (Fixed Effect Model) method is used as the analytical tool. The results of the study using the FE model with the Driscoll-Kraay estimator show that population density and fixed assets are the financial condition indicators that have a positive and significant effect on financial independence in the 113 districts and cities in Java Island during 2015-2020 at alpha=5%, while GDP and the number of poor people have a positive and significant effect at alpha=10%. However, employee expenditure and the minimum wage in the district/city do not significantly affect financial independence
Kata Kunci : kemandirian keuangan, data panel, fixed effect model, Estimator Driscoll-Kraay