Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pelayanan Maternal Pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Banjar, Jawa Barat

DEVINA BUNGA MAWARNI, dr. Fitria Murriya Ekawati MPHC, Sp.KLLP, Ph.D.; dr. Likke Prawidya Putri, M.P.H., Ph.D.; dr. Haryo Bismantara, M.P.H.

2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Pandemi COVID-19 mendorong perubahan yang cepat dalam cara pelayanan kesehatan di seluruh dunia, salah satunya dalam pelayanan maternal. Di Indonesia, terjadi peningkatan jumlah Kematian Ibu dan Bayi saat pandemic COVID-19. Rumah sakit dan puskesmas merupakan tempat berisiko tinggi dalam penularan penyakit ini. Pengendalian potensi bahaya di fasilitas pelayanan Kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Namun, terjadi peningkatan permintaan APD saat pandemi yang menyebabkan ketersediaan APD berkurang. Padahal, APD merupakan salah satu komponen penting untuk melindungi staf dan pasien dari penularan COVID-19. Penelitian terkait evaluasi penggunaan APD pada tenaga kesehatan saat masa pandemi COVID-19 terutama pada pelayanan kesehatan maternal masih sedikit. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) para tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan maternal di fasilitas pelayanan Kesehatan Kota Banjar, Jawa Barat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berupa studi potong lintang deskriptif. Sampel berjumlah 96 orang yang terdiri dari dokter umum, bidan, perawat, dan dokter spesialis kandungan yang masih aktif bekerja melayani perawatan maternal di fasilitas pelayanan kesehatan Kota Banjar. Pengambilan data menggunakan metode snowball sampling pada bulan Februari-Maret 2022 dengan instrumen kuesioner El-Sokkary tahun 2021 yang telah dimodifikasi dan disebarkan secara daring. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (96,3%), berprofesi sebagai bidan (95,4%), berusia 25-34 tahun (40,3%), memiliki pengalaman kerja 6-10 tahun (29,3%) dan dalam dua minggu terakhir mayoritas bekerja di layanan primer (40,3%). Paparan pada pelatihan dan pedoman serta paparan dengan pasien COVID-19 termasuk paparan tinggi (grand mean 2,7 dan 2,2). Kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan mayoritas tidak memberikan sanksi (75,2%) apabila tidak menggunakan APD sesuai pedoman dan dengan tingkat kepatuhan sebesar 65-80% (43,1%). Frekuensi penggunaan APD termasuk kategori tinggi (grand mean 3,6) dan hanya 58,7% yang merasa ketersediaannya telah mencukupi dengan jenis APD yang mengalami kekurangan paling banyak adalah masker N95 dan sejenisnya (73,3%). Kelalaian tenaga kesehatan termasuk tidak lalai (grand mean sebesar 2,9); namun kesesuaian penggunaan APD dengan pedoman hanya berkisar antara 0-42,8% tergantung jenis layanan yang diberikan. Kesimpulan: Jenis APD yang sering digunakan tenaga kesehatan (bidan, perawat, dokter umum dan dokter kandungan) meliputi masker bedah / N95, gaun bedah tahan air, pelindung wajah (face shield), pelindung mata (googles) pelindung kepala, sepatu pelindung, apron, dan sarung tangan dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD secara umum sebesar 65-80% terhadap peraturan di faskes setempat. Evaluasi penggunaan APD menunjukkan bahwa kesesuaian penggunaan APD pada tenaga kesehatan pelayanan maternal beragam sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dengan kepatuhan terbesar terdapat pada jenis pelayanan persalinan pada pasien suspek/terkonfirmasi COVID-19. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan fasilitas kesehatan dan stakeholder terkait dalam mendata dan menyediakan jenis-jenis APD yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan dalam praktik sehari-hari.

Introduction: The COVID-19 pandemic has prompted rapid changes in the way health services are provided throughout the world, one of which is in maternal care. In Indonesia, there has been an increase in maternal and infant deaths during the COVID-19 pandemic. Hospitals and public health centers are high-risk places for the transmission of this disease. Control of potential hazards in health service facilities can be done by using Personal Protective Equipment (PPE). However, there has been an increase in demand for PPE during the pandemic, which has impacted the lack of PPE availability. PPE is crucial in protecting staff and patients from transmission of COVID-19. Research on the use evaluation of PPE in health workers during the COVID-19 pandemic, especially in maternal health services, is still rare. Therefore, this study aims to evaluate health workers' use of personal protective equipment (PPE) in providing maternal services at healthcare facilities in Banjar City, West Java. Methods: This research was quantitative in the form of a descriptive cross-sectional study. The sample was 96 people consisting of general practitioners, midwives, nurses, and obstetricians who were still actively working in maternal care at healthcare facilities in Banjar City. Data collection using the snowball sampling method in February-March 2022 with the El-Sokkary 2021 questionnaire instrument, which has been modified and distributed online. Result: The results showed that the majority of respondents were female (96.3%), worked as midwives (95.4%), aged 25-34 years (40.3%), had work experience between 6-10 years (29, 3%), and in the last two weeks worked in primary care (40.3%). Exposure to training and guidelines and COVID-19 patients was high (grand mean 2.7 and 2.2). Most health service facility policies did not give a penalty (75.2%) if they did not use PPE according to guidelines with a compliance level of 65-80% (43.1%). The frequency of using PPE was in the high category (grand mean 3.6), and only 58.7% felt that the availability was sufficient, with the type of PPE that experienced the most need being N95 masks and its kind (73.3%). The negligence of health workers was included in the not negligent category (grand mean of 2.9); however, the conformity of the use of PPE with the guidelines only ranges from 0-42.8% based on each type of service. Conclusion: The types of PPE that are often used by health workers (midwives, nurses, general practitioners, and obstetricians) include surgical masks/N95, waterproof surgical gowns, face shields, eye protection (goggles), head protectors, protective shoes, aprons, and gloves with a general level of compliance with the use of PPE of 65-80% against regulations in local health facilities. Evaluation of the use of PPE shows that the appropriateness of the use of PPE for health workers for maternal services varies according to the type of service provided, with the most excellent adherence being in the kind of delivery service for patients with suspected/confirmed COVID-19. The results of this study are expected to be used as consideration for health facilities and related stakeholders in recording and providing the types of PPE needed by health workers in daily practice.

Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Pelayanan Maternal, Tenaga Kesehatan, Pandemi COVID-19