Laporkan Masalah

TRANSFORMASI PEMBANGUNAN WILAYAH YOGYAKARTA: ANALISIS EKONOMI SPASIAL BACKWASH-SPREAD EFFECTS

ANGGI RAHAJENG, Prof. Dr. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc; Prof. Dr. Muhadjir Darwin, MPA; Dr. Evita Hanie Pangaribowo, M.IDEC

2022 | Disertasi | DOKTOR KEPEMIMPINAN DAN INOVASI KEBIJAKAN

Perbedaan tingkat pembangunan antar wilayah menyebabkan fenomena backwash-spread effects yang penting dalam proses evaluasi pembangunan suatu wilayah. Aspek ekonomi spasial menjadi penting untuk melihat dampak pertumbuhan pusat perkotaan terhadap daerah sekitarnya yang merupakan wilayah perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan backwash-spread effects pembangunan wilayah perkotaan Yogyakarta terhadap wilayah sekitarnya, transformasi pembangunan perdesaan yang membentuk pola keterkaitan dan interaksi wilayah perkotaan perdesaan. Peran kelembagaan termasuk kebijakan pro pembangunan perdesaan terhadap transformasi dan pola interaksi perkotaan perdesaan juga dijelaskan dalam penelitian ini. Triangulasi data dan metode digunakan untuk mendapatkan penjelasan yang komprehensif. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa pembangunan wilayah di Provinsi DI Yogyakarta mengarah pada konvergensi antar wilayah baik pada level kabupaten/kota maupun perkotaan-perdesaan dengan menggunakan konsep desa yang memiliki karakteristik menuju perkotaan yang berlokasi di kawasan perkotaan Yogyakarta (KPY) dan desa yang berada di perdesaan dengan mayoritas kegiatan ekonomi di sektor pertanian (non KPY). Dalam jangka panjang backwash-spread effects pembangunan Kota Yogyakarta terhadap daerah sekitarnya tidak sama antar wilayah. Pergerakan dan akumulasi ekonomi di Yogyakarta terjadi tidak hanya dari wilayah perdesaan ke perkotaan saja tetapi transformasi perdesaan dan interaksi perkotaan-perdesaan membawa potensi pergerakan ekonomi (reverse) dari perkotaan ke perdesaan. Jarak-waktu tempuh berpengaruh terhadap pembangunan wilayah meskipun dampaknya semakin melemah dan menjadi kurang relevan untuk Yogyakarta karena perkembangan pembangunan infrastruktur terutama transportasi-jalan dan teknologi informasi. Transformasi pembangunan pembangunan wilayah perdesaan secara menyeluruh menyebabkan pergeseran paradigma dan stigma terhadap desa dan membentuk pola interaksi perkotaan-perdesaan yang lebih setara. Interaksi perkotaan-perdesaan semakin intens semakin samar batas dan semakin mendorong menuju kesimbangan antar wilayah. Kebijakan pro perdesaan yang dilakukan oleh pemerintah diperlukan sebagai sarana dalam pembangunan wilayah perdesaan tetapi tidak otomatis membuat transformasi pembangunan perdesaan lebih cepat dan berkelanjutan. Kemampuan institusi lokal untuk bertransformasi dari fokus birokasi menjadi lebih hybrid dan kapasitas desa untuk melakukan inovasi menjadi modal penting dalam pembangunan wilayah.

Unbalanced development among regions may cause backwash-spread effects, which is essential for evaluating a region's development. The spatial economic analysis becomes urgent in urban centre growth effects on its suburban such rural areas discussion. This study aimed to investigate the backwash-spread impacts of Yogyakarta City as an urban core on its outskirt and transformation of rural development to shape rural-urban linkages and their interactions. The role of institutions in the form of pro-rural development policies toward urban-rural development is captured in this study as well. The triangulation of data and methods was used to obtain a comprehensive explanation. The findings in this study have demonstrated that regional development in the DI Yogyakarta Province leads to inter-regional convergence by using the concept of a village with characteristics of urban areas located in Yogyakarta (KPY) and villages located in rural areas. The primary economic activities of rural areas are in the agricultural sector (non-KPY). In the long term, Yogyakarta city's development brought different effects (backwash-spread effects ) to its suburbs. The cumulative and circular economy in Yogyakarta not only develops from rural areas to urban areas but also rural transformation and urban-rural interactions deliver the potential for reverse economic movement from urban to rural areas. Distance-travel time, affects regional development. However, the impact is getting weaker and becoming less relevant for Yogyakarta due to infrastructure development, especially road transportation and information technology. Overall, this study has testified that the transformation of rural development shifts the paradigm and stigma toward villages and is more balanced regarding urban-rural interaction. Currently, urban-rural interaction is getting more intense, the boundaries are blurry, and it is increasingly pushing towards a balance between regions. In addition, pro-rural policies are necessary for rural development acceleration; however, it is not automatic. This study also has illustrated the importance of local institutions' ability to transform into hybrids and villages' capacity to innovate for sustainable rural development.

Kata Kunci : backwash-spread effects, triangulasi, kawasan perkotaan Yogyakarta, interaksi perkotaan perdesaan, institusi lokal

  1. S3-2022-437787-abstract.pdf  
  2. S3-2022-437787-bibliography.pdf  
  3. S3-2022-437787-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2022-437787-title.pdf