Hubungan antara Anemia dengan Tingkat Keparahan Gangguan Ginjal Anak dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
SAPHIRA FAWWAZUL A, dr. Sumadiono, Sp.A (K); dr. Amalia Setyati, Sp.A (K)
2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit inflamasi autoimun kronis yang memiliki manifestasi luas dengan perjalanan penyakit dan prognosis yang bervariasi. Ganguan hematologis yang sering terjadi pada SLE yaitu anemia, trombositopenia, dan leukopenia. Anemia terjadi pada sekitar setengah dari pasien SLE aktif dengan angka kejadian sebesar 37,5-46% pada anak. Ketika terjadi anemia atau hipoksia, maka ginjal akan terpicu untuk memproduksi eritropietin. Namun pada kondisi SLE terdapat manifestasi klinis gangguan fungsional pada organ ginjal yaitu produksi eritropoietin yang tidak memadai. Pengukuran estimasi glomerular filtration rate (GFR) menggunakan perhitungan berbasis serum kreatinin, dan pengukuran urine albumin creatinine ratio (UACR) adalah tes yang dilakukan untuk melihat derajat kerusakan fungsional yang terjadi pada ginjal. Tujuan: Mengetahui hubungan antara anemia dengan tingkat gangguan keparahan ginjal pada anak dengan SLE. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan desain studi potong lintang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling. Sampel diambil dari data rekam medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil: Dari 65 subjek anak dengan SLE pada penelitian ini, 43 subjek (66,2%) memiliki status anemia. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara anemia dengan tingkat keparahan gangguan ginjal anak dengan systemic lupus erythematosus (SLE) (P: 0,022; OR: 5,357; Cl: 1,1-2,089). Sebagai variabel perancu, usia dan BMI secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat keparahan gangguan ginjal anak dengan systemic lupus erythematosus (SLE) yang dilihat dari eGFR dengan nilai signifikansi 0,08. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara anemia dengan tingkat keparahan gangguan ginjal anak dengan SLE.
Background : Systemic lupus erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune inflammatory disease that has wide manifestations with a varied prognosis. Haematological disorders that often occur in SLE are anemia, thrombocytopenia, and leukopenia. Anemia occurs in about half of active SLE patients with an incidence of 37.5-46% in children. When anemia or hypoxia occurs, the kidneys will be triggered to produce erythropoietin. However, in SLE conditions, there is inadequate production of erythropoietin which is a clinical manifestation of functional impairment of the kidney. The estimated glomerular filtration rate (GFR) is assessed using serum creatinine-based calculations and measurement of urine albumin creatinine ratio (UACR) which then indicates the degree of functional impairment of the kidney. Objective : This study aimed to identify the association between anemia and the severity of renal impairment in children with SLE. Methods : This study used an observational approach with a cross-sectional study design. The sampling method was done using the convenience sampling method. Samples were taken from medical record data at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Result : Among the 65 child subjects with SLE in this study, 43 subjects (66,2%) had anemia status. The result of this study showed association between anemia and the severity of renal impairment in children with systemic lupus erythematosus (SLE) (P: 0,022; OR: 5,357; Cl: 1,1-2,089). As a confounding variable, age and BMI simultaneously have no effect on the severity of renal impairment in children with systemic lupus erythematosus (SLE) as seen from the eGFR with a significance value of 0.08. Conclusion : There is association between anemia and the severity of renal impairment in children with SLE.
Kata Kunci : anemia, keparahan ginjal, anak, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Glomerular Filtration Rate (GFR), serum kreatinin